3. Menyembuhkan luka
Madu dapat digunakan untuk menyembuhkan luka, luka bakar, dan kondisi kulit lainnya.
Pasalnya madu mencegah infeksi dengan menciptakan penghalang atau pelindung dan melawan patogen potensial apa pun.
Manfaat madu untuk menyembuhkan luka sudah dipercaya sejak zaman Mesir Kuno menurut Honey Analysis – New Advances and Challenges.
Dalam hal ini penyembuhan luka oleh madu terkait dengan sifat antimikroba zat, kemampuan untuk menjaga kelembapan dan viskositas tinggi.
Dengan kata lain madu membantu memberikan penghalang atau pelindung.
Bukti madu dapat menyembuhan luka pernah diteliti dalam studi 2012 yang dipublikasikan di National Library of Medicine.
Hasilnya adalah madu yang dibalut dapat menyembuhkan luka bedah secara lebih cepat.
Jenis madu yang bisa digunakan untuk perawatan luka adalah madu manuka.
Madu tersebut bahkan sudah direstui penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS sejak tahun 2007.
4. Menjaga kesehatan otak
Madu yang kaya kandungan antioksidan dapat membantu mencegah penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan demensia.
Tidak sehatnya jaringan otak bisa disebabkan oleh stres oksidatif yang menghancurkan sel saraf atau neuron.
Hal itu tidak boleh dibiarkan karena neuron mengatur fungsi kognitif dengan mengirimkan impuls listrik.
Pada akhirnya kerusakan saraf dapat menghambat proses tersebut sehingga menyebabkan penurunan dan kondisi kognitif.
Selain itu, antioksidan dalam madu ternyata dapat mengaktifkan sel yang disebut mikroglia.
Sel tersebut bertanggung jawab melindungi neuron dan mengendalikan peradangan di otak.
Ketika diaktifkan antioksidan dalam madu, mikroglia dapat melindungi otak dan juga membantu mencegah penyakit neurodegeneratif.
5. Menyehatkan usus
Karbohidrat dalam madu merupakan prebiotik yang berfungsi yang bermanfaat untuk bakteri baik di dalam usus.
Dengan begitu mikroba yang menguntungkan dalam usus dapat tumbuh dan berkembang sekaligus efektif menekan aktivitas serangga berbahaya.
Kegunaan madu untuk menyehatkan usus juga diungkap dalam studi International Journal of Microbiology tahun 2019.
Studi menyebut polifenol dan flavonoid yang menawarkan sifat antibakteri dapat menjaga bakteri usus jahat tetap terkendali.
Risiko madu
Madu memang menyehatkan tubuh. Akan tetapi hati-hati dengan risiko di baliknya yang dapat menyebabkan alergi.
Meski madu terbilang aman, bagi mereka yang sensitif akan merasakan bibir bengkak dan gatal-gatal.
Selain alergi, madu bisa menimbulkan lonjakan adar gila darah apabila dikonsumsi terlalu banyak.
Hal itu sebaiknya diwaspadai karena risiko diabetes, serangan jantung, dan tekanan darah tinggi dapat menghantui.
Supaya tidak kebablasan, madu dikonsumsi sebanyak 1-2 sendok makan untuk membatasi asupan gula tambahan sebesar 25-35 miligram per hari.
Saran tersebut diberikan oleh ahli diet dan pendiri Mea Nutrition, Isa Kujawski, MPH, RDN.
Madu ada baiknya juga diwaspadai penderita diabetes karena makanan ini bisa meningkatkan hiperglikemia alias gula darah tinggi.
Jangan sampai mereka terkena komplikasi diabetes, seperti kerusakan saraf dan penyakit jantung, karena kelebihan gula dari madu. ##
sumber: lifestyle.kompas.com
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.