Masih kata dia, berbagai isu dengan cepat menyeruak kepermukaan pasca Airlangga Hartarto menyatakan mundur dari singgasana, setidaknya ada dua isu seksi yang mencolok.
“Paling tidak kecurigaan kita mengenai ada yg tidak cocok di penentuan perebutan kekuasaan di politik lokal, kedua soal nama-nama menteri yg diusung Golkar ini akibat faksi di internal. Dinamika internal Partai Golkar yang diwarnai oleh ketegangan antara faksi-faksi dan perebutan kekuasaan di politik lokal menjadi latar belakang yang krusial dalam memahami pengunduran diri Airlangga Hartarto,” terangnya.
“Meskipun Golkar dikenal sebagai partai yang solid, konflik internal yang kerap muncul menunjukkan bahwa tantangan terbesar partai ini sering kali berasal dari dalam,” timpalnya lagi.
Pengunduran diri Airlangga bukan hanya sekadar langkah mundur seorang pemimpin, tetapi juga refleksi dari kompleksitas politik internal yang terus berkembang di Golkar.
Golkar, sebagai salah satu partai politik terbesar di Indonesia, memiliki akar yang kuat di berbagai daerah. Namun, di balik kekuatan ini, sering kali terjadi perebutan kekuasaan yang intens di tingkat lokal, terutama dalam penentuan calon kepala daerah yang akan diusung partai.
1 2 3 4 Selanjutnya
Penulis : Rudi Alfian
Editor : Anis
Sumber Berita : Gesit Yudha
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.