“Masyarakat diiming-imingi agar mau menghibahkan lahannya, namun realisasinya dilapangan malah mengecewakan. Jangankan mau mendapatkan sejumlah rezeki dari pembangunan infrastruktur jembatan, yang ada malah kerugian bertubi-tubi yang dirasakan warga desa. Ditambah lagi kondisi bangunan yang tidak sesuai harapan warga, terkesan dibuat asal-asalan demi meraup keuntungan besar bagi pemborongnya,” kata Bang Nas, sapaan akrabnya, kepada wartawan media ini, Selasa, (19/03).
Dirinya juga menyayangkan kondisi bangunan yang menelan anggaran hingga Rp5,6 miliar lebih itu hingga berakhirnya masa kontrak tak kunjung rampung, namun pihak BPJN Provinsi Lampung seakan tutup mata, dan mengamini pekerjaan oknum kontraktor yang asal-asalan.
“Pekerjaan jembatan gantung itu nyata-nyata belum selesai dilapangan, tapi kenapa diterima pekerjaannya? apakah ada permainan atau kedip mata antara oknum pemborong dan oknum PPK dan tim PHO?jangan karena ngejar waktu pencairan akhir tahun, masyarakat yang dijadikan korban,” tegasnya.
1 2 3 Selanjutnya
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.