Laporan : Rudi Alfian
LAMPUNG UTARA – Penggerebekan para terduga pelaku perjudian diwarnai dengan insiden na’as yang menyebabkan salah satu terduga pelaku Rijosen alias Pahit (45) tewas dengan luka tembak di bagian belakang pinggang.
Berdasarkan rilis polisi yang didapat wartawan lintaslampung.com, kejadian tersebut bermula saat anggota bersama Kapolsek Bunga Mayang, IPDA Adeka Putera melaksanakan upaya imbangan giat Operasi Antik Krakatau 2023. Sekira pukul 01.00 WIB rombongan Polsek Bunga Mayang yang mendapat informasi kerap terjadi tindak perjudian jenis Remi/Leng di wilayah Desa Negara Tulang Bawang.
Sesampainya di TKP yang merupakan kediaman salah satu warga setempat, Kapolsek yang melakukan penggerebekan sempat memberikan peringatan untuk tidak kabur, namun salah seorang dari mereka mencoba melarikan diri.
Anggota yang berjaga diluar hendak mengejar terduga pelaku, namun na’as saat akan memberikan tembakan peringatan, anggota tersebut terpeleset hingga hilang keseimbangan, dan terjadilah letupan senjata api milik anggota yang diketahui mengenai terduga pelaku tindak perjudian yang tak lain merupakan Rijosen alias Pahit (45) yang langsung terkapar.
Pihak Polres setempat masih mendalami pelaku maupun motif yang menyebabkan meninggalnya warga Desa Sukadana Udik, Kecamatan Bunga Mayang. Hal itu diutarakan oleh Kasat Reskrim Polres Lampura, AKP Eko Rendi Oktama mewakili Kapolres AKBP Kurniawan Ismail saat proses otopsi di RSD HM Mayjend Ryacudu Kotabumi.
“Pristiwa itu saat penangkapan (petugas) adanya kegiatan judi di daerah Bunga Mayang (TKP), didalamnya terdapat insiden yang masih diselidiki,” ungkap Kasat kepada awak media, Rabu, (12/04/2023).
Insiden na’as tersebut yang menyebabkan satu diantara terduga pelaku judi tersebut meninggal dunia dan kini sedang dilakukan proses kepolisian di rumah sakit milik daerah setempat.
“Inisialnya R, dan petugas telah mengamankan dua pelaku lain (judi). Untuk mengungkap kebenarannya, kita sedang melakukan penyelidikan siapa pelakunya dan bagaimana kronologinya,” terangnya.
Disisi lain, Direktur RSD HM Mayjend (purn) Ryacudu Kotabumi, Aida Fitria mengungkapkan secara ringkas, dalam jasadnya tidak ada tanda – tanda kekerasan. Diduga pristiwa meninggalnya warga itu akibat tembakan senjata api.
“Kalau untuk pastinya, itu belum dapat diinformasikan. Hanya saja disana (jasad) tak ada tanda – tanda kekerasan, kemungkinan penyebab meninggal dunia kemungkinan akibat luka tembak,” ujarnya.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.