Teguh Santosa: Dunia Berkali-kali Belajar dari Situasi Buruk

Senin, 21 April 2025 | 06:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA — Seburuk apapun dampak dari kebijakan pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat menaikkan tarif, tetap ada hal yang dapat dipelajari dan dijadikan momentum untuk membangun masa depan setiap bangsa yang lebih baik, yang bebas dari ketergantungan.

Demikian pesan yang disampaikan Direktur Geopolitik GREAT Institute, Teguh Santosa, mengomentari salah satu perdebatan yang terjadi di Boao Forum for Asia (BFA) di Hainan, Tiongkok, tanggal 25 sampai 28 Maret yang lalu. Pesan itu dituliskan Teguh yang juga dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, di laman Facebook milik pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal.

Dino menghadiri langsung BFA 2025 itu dan membagikan potongan debat menarik antara Prof. Jeffrey Sach dari Columbia University dan Prof. Kishore Mahbubani dari NUS Singapura, serta mantan Duta Besar Tiongkok untuk AS (2013-2021) Cui Tiankai.

Awalnya, Prof. Sach mengatakan, bahwa sudah saatnya Amerika Serikat diabaikan. Dunia, katanya, membutuhkan teknologi hijau dan digital, dan Republik Rakyat Tiongkok memimpin di sektor itu.

Baca Juga:  Strategi Prabowonomics Dibicarakan Serius di GREAT Institute

“Gagasan bahwa AS adalah pusat dari semesta adalah delusional untuk waktu yang cukup lama,” ujarnya.

Dia menambahkan, dunia mungkin tidak akan menyaksikan kehancuran AS, tetapi akan melihat AS tidak lagi menjadi kekuatan yang mengendalikan perubahan, peraturan, prinsip-prinsip, dan organisasi dunia.

Sementara Prof. Mahbubani berpendapat sebaliknya. Dunia, menurut dia, tidak mungkin mengabaikan AS mengingat negara itu sangat besar dan luar biasa serta memiliki pengaruh pada Asia.

“Kita tidak dapat mengabaikannya. Tetapi di saat yang sama saya juga mengatakan, adalah sebuah kesalahan memandang remeh perlawanan dari kawasan ini. Sangat mungkin Asia akan lebih baik daripada negara-negara lain di dunia,” ujarnya.

Adapun Dubes Cui mengatakan, para diplomat sebenarnya ingn mengatakan kepada AS agar memperhatikan urusan mereka sendiri, dan tidak ikut campur dalam urusan negara lain.

“Kami tidak ingin mengabaikan AS. Kami sangat ingin AS mengabaikan kami,” ujarnya.

Tetapi, sambung Dubes Cui, di saat yang sama kita harus membangun komunitas bangsa-bangsa demi masa depan bersama. Dan itu meliputi AS.

Baca Juga:  Presiden Prabowo Tegur Direksi BUMN, Wartawan Diminta Keluar, Ini Kata Ketum JMSI

“Ini bukan komunitas minus 1. Ini komunitas plus 1,” ujarnya.

Setelah potongan pernyataan Dubes Cui ini, Dino yang juga pernah menjadi Dubes Indonesia di AS (2012-2013) mengundang teman-teman Facebooknya untuk berkomentar.

Teguh Santosa yang mengenal baik Dubes Dino Patti Djalal pun memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan pandangannya.

Teguh mengatakan, dirinya menyukai frase yang disampaikan Dubes Cui Tiankai bahwa dunia ini “bukan komunitas minus 1”.

“Kita menghadapi pemerintahan Trump, dan itu mungkin akan berubah dalam beberapa tahun,” ujarnya.

Dengan demikian, Teguh mengajak agar kebijakan Trump itu dijadikan momentum bagi masyarakat dunia, setiap negara, untuk memikirkan kembali masa depan yang lebih baik, untuk membuka banyak peluang, untuk menunjukkan kemampuan masing-masing negara dalam membangun jembatan hubungan tanpa bergantung pada kekuatan tertentu.

“Sejarah memperlihatkan bahwa kita telah berkali-kali belajar dari situasi buruk dan terburuk,” demikian Teguh. []


Penulis : Heri Suroyo


Editor : Rudi Alfian


Sumber Berita : GREAT, Trump

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Kasus Kadis, Plt Inspektorat Lampung Utara Cuek
Setelah Id, Heri Nyaris di Bui, Disangka Nadah Pelek Secon
RUU Pangan Mendesak Dibahas, DPR RI Soroti Ketergantungan Impor dan Lemahnya Perlindungan Petani
Aktivis 98 siap Mengawal Program Ekonomi Kerakyatan Prabowo
Provinsi Lampung Buka Peluang Kerja Sama dengan Republik Rakyat Tiongkok
Semangat Budi Utomo dan Era Digital, Lampung Kobarkan Jiwa Kebangkitan Nasional
Desa Sumber Arum Dihujani Sumur Bor, Sayang Ada Yang Terbengkalai
Irjen Pol M.Iqbal Jabat Sekjen DPD RI

Berita Terkait

Selasa, 20 Mei 2025 - 18:13 WIB

Kasus Kadis, Plt Inspektorat Lampung Utara Cuek

Selasa, 20 Mei 2025 - 16:44 WIB

Setelah Id, Heri Nyaris di Bui, Disangka Nadah Pelek Secon

Selasa, 20 Mei 2025 - 15:50 WIB

RUU Pangan Mendesak Dibahas, DPR RI Soroti Ketergantungan Impor dan Lemahnya Perlindungan Petani

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:28 WIB

Aktivis 98 siap Mengawal Program Ekonomi Kerakyatan Prabowo

Selasa, 20 Mei 2025 - 13:54 WIB

Provinsi Lampung Buka Peluang Kerja Sama dengan Republik Rakyat Tiongkok

Berita Terbaru

#indonesiaswasembada

Kasus Kadis, Plt Inspektorat Lampung Utara Cuek

Selasa, 20 Mei 2025 - 18:13 WIB

#indonesiaswasembada

Setelah Id, Heri Nyaris di Bui, Disangka Nadah Pelek Secon

Selasa, 20 Mei 2025 - 16:44 WIB

#indonesiaswasembada

Aktivis 98 siap Mengawal Program Ekonomi Kerakyatan Prabowo

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:28 WIB

#indonesiaswasembada

Provinsi Lampung Buka Peluang Kerja Sama dengan Republik Rakyat Tiongkok

Selasa, 20 Mei 2025 - 13:54 WIB