Kelemahan yang kedua, lanjut Fatoni, adalah komitmen. “Rasa memiliki, kesungguhan, tanggung jawab. Sebagian besar manusia ingin kerjanya yang ringan, tidak berisiko. Kalau saja ada SDM yang punya kompetensi bagus tapi tidak punya komitmen, itu tidak berguna bagi organisasi,” tandasnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Utara pada 2020 ini menambahkan, bahwa kelemahan ketiga adalah kekompakan. “Kerja tim. Banyak yang ingin menonjol sendiri, egois, tidak menerima masukan yang lain, merasa pintar sendiri, ini banyak,” katanya.
“Kekompakan itu bagaimana caranya? Jalin silaturahmi, koordinasi, kolaborasi. Kalau saja ada orang hebat secara individual, dia bisa kerja bagus, ini masing-masing akan menghasilkan kerja yang bagus. Tapi kalau orang bagus ini dikumpulkan jadi satu, ada pekerjaan lain yang lebih besar yang bisa dikerjakan lagi. Ini lah kekompakan itu,” tambah dia.
Fatoni pun dalam setiap kunjungan kerjanya ke daerah selalu memacu ASN agar unggul dan inovatif.
“Segala sesuatu di tangan kita harus menjadi lebih bernilai. Penting kita mendorong agar semua pejabat struktural bisa inovatif. Perlu ada perwali minimal yang mewajibkan eselon 4, 3, 2 menghadirkan satu inovasi, satu tahun. Bisa dibayangkan semua pejabat struktural menciptakan inovasi, alangkah hebatnya sebuah daerah, cepat melesat,” jelas Fatoni.
Menurutnya, inovasi tidak harus rumit dan tidak harus digital. “Memperbaiki SOP, memperbaiki cara kerja, memperbaiki lingkungan, membuat lahan yang tadinya tidak termanfaatkan jadi bermanfaat. Kreativitas bisa menghasilkan inovasi,” terangnya. ##
1 2
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.