Oleh: Doel Remos
BERITA OTT Rektor Unila menggemparkan jagad alam ini. Betapa tidak, suap dan gratifikasi masih terjadi di perguruan tinggi. Meski soal-soal seperti ini juga masih lazim terjadi di tingkat sekolah menengah atas di Lampung. Maka tenarnya “Bu Diana” di lingkaran ini. Tapi saya tidak bicara soal ibu ini. Karena sifatnya sulit dibuktikan.
Saya cukup mengenal sepak terjang Karomani-sang Rektor. perkenalan dengan Karomani disambungkan oleh sahabat saya Dr Budi Kustoro (alm)-rekan sejawat Karomani.
Awal mula karier Karomani bermula dari Jambi. Dosen di Jambi. Pindah ke Lampung masuk FKIP dan tak lama berselang mutasi ke FISIP Unila. Mainannya, dan dalam tempo tak lama, menduduki jabatan di Fisip, kemudian menjadi rektor Unila.
Silat Karomani memang luar biasa. Sangking luar biasanya, saya harus berbeda pandangan dengan senior saya. Soal siapa pengganti Hasriadi Mad Akin, rektor yang digantikan Karomani.
Senior saya yang juga bergelar Profesor Toto-Saya memanggilnya Bang Toto. Ia menegaskan kenapa saya harus mendukung Karomani kala itu. Saya jelaskan dengan Kanda Profesor.
Bahwa kalau ibarat pohon kelapa, condong sudah bakal jatuh dipelukan Karomani.
Sebagai orang eksternal yang tahu permainan tim Karomani, saya paparkan. Bahwa boleh saja secara internal Unila tak menginginkan Karomani, tapi suara aturan dalam pemilihan rektor yang sampai saat ini masih terjadi Jakarta menentukan siapa pemenangnya.
Semua cara dilakukan Karomani dan tim. Ormas besar dan kecil dimanfaatkan guna mempengaruhi suara senat kala itu. Bahkan KPK diikutsertakan. Alhasil, meski kalah dalam pemilihan di senat Unila, Karomani menjadi rektor dan dilantik Mas Nadiem menjadi orang nomor satu di Unila.
Alhasil, Kemenangan Karomani lebih karena pohon kelapa yang condong itu memberikan 35% suara kepadanya. Garis dan buah tangan menghantarkan Karomani menjadi rektor Unila meski akhirnya pohon kelapa itu menimpa Kang Aom dan ‘tenggelamkannya’ di rutan KPK.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.