Energi Terbarukan dari Sawit Cukup Menjanjikan di Tengah Krisis

Kamis, 3 November 2022 | 19:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan : Heri Suroyo

JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong substitusi, bahan bakar fosil dengan energi hijau seperti dari sawit.

“Oleh karena itu, upaya substitusi bahan bakar fosil dengan biodiesel sawit, green fuel lainnya, dan petrokimia dengan oleokimia berbasis sawit merupakan strategi yang akan membuat industri sawit lebih layak di tengah krisis. Hingga tahun 2022, Indonesia masih menerapkan B30. Saat ini, Harga Indeks Pasar (HIP) Biodiesel lebih rendah daripada HIP Solar,” kata Menko Airlangga beberapa waktu lalu.

Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan, saat ini telah melakukan uji jalan (road test) penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel dengan campuran 40% atau disebut B40 pada kendaraan bermesin diesel. “Karena serapannya terus naik,” kata Komaidi, pada Kamis (3/11). Menurutnya, produk biodiesel terbukti diminati oleh masyarakat sehingga terus dilakukan inovasi baru seperti B40 ini.

Pemberlakuan B40 ini merupakan salah satu upaya strategis negara untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), sekaligus mengimplementasikan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).

Baca Juga:  Rakor TKPKD 2025, Satukan Langkah Atasi Kemiskinan

Selain itu Pertamina sedang mengembangkan Biogasoline. Untuk itu Komaidi mengingatkan, ketika nantinya produk ini sudah digunakan oleh masyarakat, harus dijaga ketersediaannya.

“Perlu diperhatikan secara keberlanjutan pasokan, kan kelapa sawit dia kan trade off dengan kebutuhan lain misalnya minyak goreng, dan produk turunan lainnya,“ kata Direktur Eksekutif Reforminer Institute ini.

Contohnya, saat ini Pertamina tengah mengkaji produk biogasoline. Namun, pertamina meminta agar ada kepastian keberlanjutan suplai minyak sawitnya (Crude Palm Oil/CPO).

Komaidi menambahkan, pemerintah bisa mencari alternatif energi hijau lain, tidak berat ke sawit saja. “Juga perlu menyeimbangkan dengan potensi lain, sehingga mungkin pemerintah fokusnya jangan hanya berat ke kelapa sawit, karena kebutuhan kelapa sawit bukan cuma untuk biodiesel, tetapi ada kebutuhan lain. Harus berpikir untuk mengembangkan EBT yang lain, misalnya panas bumi, Hanya mengembangkan lain,“ tandas Komaidi.

Petani Sawit

Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Institut Piter Abdullah mengungkapkan industri sawit berkelanjutan bertumpu pada kesungguhan dan keseriusan dalam menjaga lingkungan agar tetap mampu menopang indutri sawit.

Baca Juga:  Siapa Peduli Saat Pers Lokal Sekarat?

“Pengertian dari berkelanjutan dalam industri kelapa sawit adalah adanya upaya sungguh-sungguh untuk menjaga lingkungan agar tetap kondusif bagi kelangsungan perkebunan sawit,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah juga harus memanfaatkan peluang ekonomi kawasan untuk semakin mendorong tercapainya industri sawit berkelanjutan.
“Kondisi pasar dan harga CPO yang saat ini cukup tinggi seharusnya bisa dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tersebut,” ungkapnya.

Selain itu, peluang itu juga harus dimanfaatkan untuk menyejahterakan petani sawit kecil. Hal itu bisa dilakukan dengan menjaga harga tandan buah segar (TBS) sawit produksi petani.

“Keberpihakan kepada petani kecil ditunjukkan dengan upaya menjaga pasar agar petani mendapatkan harga jual yang menguntungkan,” tambahnya.

Pemerintah juga diminta untuk bisa membantu petani kecil melakukan peremajaan tanaman sawit dengan dana yang sudah terhimpun.
“Pemerintah juga hendaknya membantu petani kecil melakukan peremajaan atas kebun-kebun mereka memanfaatkan dana yang dihimpun memang untuk itu,” pungkasnya. ##

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Dahsyat, Libur Tahun Baru Hijriyah, Pengguna Tol Meningkat 48%!
Topan Ginting: Ajudan Kepercayaan Bobby Nasution, Menuju Pusat Kekuasaan dan Berakhir Tragis di KPK
Dirgahayu Polri, Polisi Ideal Itu Ada?
Gubernur Lampung Resmi Tutup Kejurnas Softball Outsiders Inc Cup 2025
Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Wamenag : Masjid Harus Jadi Sumber Kehidupan
Pemerintah Provinsi Lampung Dukung Penguatan Nilai Spiritual melalui Pembinaan Dharmika dan Metatah Massal
Kejurnas KWRI Cup II, Pemprov Lampung Dorong Ekosistem Sepak Bola Sejak Dini
Alm KH Ismail Bercita-Cita Membangun Sekolah Unggulan Buat Yatim Piatu Lima Lantai

Berita Terkait

Senin, 30 Juni 2025 - 10:56 WIB

Dahsyat, Libur Tahun Baru Hijriyah, Pengguna Tol Meningkat 48%!

Senin, 30 Juni 2025 - 08:12 WIB

Topan Ginting: Ajudan Kepercayaan Bobby Nasution, Menuju Pusat Kekuasaan dan Berakhir Tragis di KPK

Senin, 30 Juni 2025 - 08:10 WIB

Dirgahayu Polri, Polisi Ideal Itu Ada?

Senin, 30 Juni 2025 - 05:13 WIB

Gubernur Lampung Resmi Tutup Kejurnas Softball Outsiders Inc Cup 2025

Minggu, 29 Juni 2025 - 20:31 WIB

Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Wamenag : Masjid Harus Jadi Sumber Kehidupan

Berita Terbaru

#CovidSelesai

Dahsyat, Libur Tahun Baru Hijriyah, Pengguna Tol Meningkat 48%!

Senin, 30 Jun 2025 - 10:56 WIB

#indonesiaswasembada

Dirgahayu Polri, Polisi Ideal Itu Ada?

Senin, 30 Jun 2025 - 08:10 WIB

#indonesiaswasembada

Gubernur Lampung Resmi Tutup Kejurnas Softball Outsiders Inc Cup 2025

Senin, 30 Jun 2025 - 05:13 WIB