Laporan : Heri Suroyo
JAKARTA – Koordinator Citra Nasional Network (CNN) Muhammad Dandy membeberkan hasil penelitian terkait latar belakang tokoh politik yang paling disukai masyarakat untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024.
Survei bertema Mengukur Preferensi Publik Terhadap Parpol dan Tokoh Terhadap Dinamika Politik Nasional itu dilakukan terhadap 2.080 responden terpilih para responden berusia di atas 17 tahun dan tersebar secara proposional di 34 provinsi di seluruh Indonesia sesuai dengan rencana data pemilih pada Pemilu 2024.
Penarikan sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95% dan memiliki margin of error -/+ 2,1%. Penelitian dilakukan dengan wawancara tatap muka sejak 27 Juni hingga 12 Juli 2023.
Hasil penelitian dari tiga kriteria presiden yang berpotensi akan dipilih masyarakat diantaranya sebanyak 88,2% memilih pemimpin yang memiliki keberpihakan dan kebijakan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pemenuhan atas hak-hak dasar warga negara. “Seperti pendidikan dan kesehatan lalu sebanyak 79,3% akan memilih pemimpin yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap NKRI dan Pancasila,” demikian Muhammad Dandy di Jakarta, pada Rabu (19/7/2023).
Kemudian sebanyak 48,4% memilih pemimpin yang memiliki kedekatan sosiologis dan tradisi yang sama.
Hasil survei menunjukkan bahwa cawe – cawe Presiden Jokowi terhadap sosok capres hanya 12,2% yang menjadi pertimbangan publik dalam menentukan pilihannya di bilik suara Pilpres 2024, dan sebanyak 77,9% tidak menjadikan cawe – cawe Jokowi sebagai pertimbangan memilih capres. “Selebihnya 10,9% menyatakan tidak menjawab. Ini artinya masyarakat yang mendukung atau mengikuti Jokowi hanya tinggal 12,2% dan diprediksi akan terus turun ketika mendekati pemilu 2024,” jelas Dandy.
Dalam survei ini dilakukan simulasi terhadap 3 nama pasangan capres-cawapres dengan diberikan pertanyaan tertutup kepada responden untuk memilih salah satu pasangan capres – cawapres jika pilpres digelar pada hari ini, maka didapati tingkat keterpilihan pasangan Prabowo Subianto – Ganjar Pranowo sebanyak 33,6%, Airlangga Hartarto – Mahfud MD 34,1%, dan Anies Baswedan – Gatot Nurmantyo 27,6%.
Sementara hasil keterpilihan dari simulasi 4 pasangan capres – cawapres diperoleh tingkat keterpilihan untuk pasangan Airlangga Hartarto – Khofifah Indar Parawansa sebanyak 27,3% , di urutan kedua Prabowo Subianto- Erick Thohir sebanyak 26,3%, Ganjar Pranowo – Sandiaga Uno 25,9%, dan Anies Baswedan – Agus Harimurti Yudhoyono 12,6%.
Sementara hasil pilihan parpol jika pemilu digelar hari ini Golkar, PDIP dan Gerindra merajai posisi tiga besar dimana Tingkat keterpilihan Golkar sebesar 17,3%, PDIP 16,9%, Gerindra 16,7%, PKB 10,7%, Nasdem 9,3%, Demokrat 8,1%, PKS 7,2%, PPP 2,9%, PAN 1,9%, dan parpol lainya di bawah 1%, dan tidak memilih sebanyak 9,8%.
Dari survei ini lanjut Dandy, dapat ditarik kesimpulan bahwa cawe – cawe Jokowi kepada capres yang didukung tidak diikuti mayoritas pemilih di pilpres 2024. “Ini menunjukan bahwa sedikit demi sedikit aura atau pengaruh Jokowi mulai menurun sejalan habisnya masa jabatan. “Istilahnya lalat lalat dan semut mulai meninggalkan tempat yang bau dan manis,” jelas Dandy.
Bahwa ada perubahan yang signifikan pada preferensi publik yang memilih adanya calon presiden alternatif dari ketiga tokoh yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang sudah sejak 2 tahun lalu sudah mulai dimunculkan dan mengaktifkan relawan relawan yang ada di masyarakat maupun medsos, dimana masyarakat disajikan dengan diksi – diksi kebencian, provokatif, caci maki, saling serang pribadi tokoh bakal capres dan pengunaan politik indentitas oleh para relawan, buzzer, dan pendukung ketiga capres yang berpotensi menciptakan polarisasi di masyarakat, dan bukan persaingan didasarkan pada ide – ide pemikiran untuk kemajuan negara dan persatuan, maka hal ini yang menjadi alasan bahwa mayoritas publik yang digambarkan dari sebanyak 88,6% responden menyatakan pandangannya bahwa ketiga tokoh (Prabowo Subianto , Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan) jika bertemu di pilpres 2024 akan berpotensi memecah belah masyarakat dan membahayakan stabilitas keamanan negara.
“Hal itu didasari pada pengalaman di pilpres 2014 dan 2019
maka Airlangga Hartarto menjadi pilihan alternatif sebagai capres yang berpotensi menang jika pilpres digelar pada hari ini, meski pilpres 2024 berpotensi diikuti oleh lebih dari dua pasang calon dan diprediksi akan terjadi pilpres 2 putaran,” jelas Dandy lagi.
Hasil Survei juga menyatakan bahwa Masyarakat Menilai Pilpres 2024 berpotensi akan terjadi polarisasi di masyarakat dan terjadi chaos, karena itu dibutuhkan figur tokoh alternatif yang sejuk dan punya rekam jejak yang positif yang dirasakan masyarakat.
“Dan cawe – cawe Jokowi dibutuhkan untuk menciptakan pemilu yang bersih dan jauh dari kecurangan kecurangan sekaligus menghindari terjadinya chaos,” pungkasnya.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.