JAKARTA — Anggota Komisi XI DPR RI, Habib Idrus Salim Aljufri, menilai subsidi energi masih belum tepat sasaran dan belum sepenuhnya dirasakan rakyat kecil. Ia mencontohkan, pedagang kecil dan pekerja lepas mengaku subsidi dan stimulus yang diberikan pemerintah tidak banyak membantu kebutuhan sehari-hari.
“Subsidi dan stimulus itu ada tapi dampaknya belum terasa di dapur-dapur kami. Harga BBM mempengaruhi ongkos antar jemput dan bahan pokok. Sementara listrik rumah tangga kecil masih susah saat bayar tagihan,” ujar Habib Idrus dalam Rapat Kerja Komisi XI bersama Menteri Keuangan (Menkeu), di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Politisi dari Fraksi PKS ini juga menambahkan, sebagian besar subsidi justru dinikmati kelompok mampu. Untuk pertalite misalnya, Habib Idrus menyoroti pemanfaatannya sebesar 86% yang masih dinikmati rumah tangga. Ia mengindikasikan masig adanya indikasi bocoran pemanfaatan subsidi yang kurang tepat. Tak pelak, Idrus pun mendorong agar pemerintah mendesain ulang penyaluran subsidi agar lebih presisi dan berbasis keadilan.
“Subsidi tidak bisa dibagi rata, melainkan adil dan berbasis kebutuhan anak yang paling rapuh. Mekanisme teknis harus diarahkan ke kuintil terbawah dengan integrasi data DTKS, Regsosek, dan ID kependudukan untuk meminimalkan exclusion error,” paparnya.
Menurutnya, subsidi energi yang berbiaya besar seharusnya memberi manfaat maksimal bagi kelompok paling rentan. Ia menekankan pentingnya presisi agar setiap rupiah anggaran benar-benar sampai kepada masyarakat terbawah.
“Subsidi ini bukan untuk memanjakan, melainkan investasi agar rakyat kecil bisa tumbuh mandiri di masa depan. Maka pemerintah harus memastikan kebijakan benar-benar melindungi mereka yang paling membutuhkan,” pungkas Habib Idrus.[]
Penulis : Heri Suroyo
Editor : Nara J Afkar
Sumber Berita : Jakarta
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.