JAKARTA – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon, menyambut kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Republik Indonesia (H.E) Mr. Masaki Yasushi, di Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (9/8/2024). Pertemuan ini menandai pertemuan pertama antara kedua pihak sejak penunjukan resmi Duta Besar Masaki pada bulan Desember 2023.
Dalam pertemuan tersebut, Fadli Zon menyoroti pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang yang telah terjalin sejak tahun 1958. Ia menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terbangun di berbagai bidang, menjadikan Jepang sebagai mitra strategis utama di Asia. “Jepang telah menjadi mitra dialog ASEAN dan mitra penting Indonesia di berbagai platform, termasuk ASEAN Plus Three dan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC),” ujar Fadli Zon.
Hubungan antarparlemen Indonesia dan Jepang juga semakin erat dengan adanya Grup Kerja Sama Bilateral Parlemen Indonesia-Jepang (GKSB) yang dibentuk pada tahun 2020. Grup ini berperan penting dalam mempererat hubungan antar parlemen kedua negara.
Di sisi lain, Fadli Zon menegaskan peran signifikan Jepang dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan maritim antara Indonesia dan Jepang semakin berkembang. “Kami memiliki Perjanjian Transfer Peralatan dan Teknologi Pertahanan yang disepakati pada Maret 2021 sebagai kerangka umum,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mendukung modernisasi peralatan pertahanan dan transfer teknologi.
Latihan militer gabungan Super Garuda Shield yang melibatkan personel militer dari seluruh kawasan Asia-Pasifik, termasuk Jepang, dipuji sebagai bukti kuatnya kolaborasi di bidang pertahanan.
Selain itu, Politisi Fraksi Partai Gerindra ini menilai secara ekonomi, Jepang merupakan mitra dagang terbesar ketiga dan investor terbesar keempat bagi Indonesia. Fadli Zon mengapresiasi Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJ-EPA) yang memungkinkan aliran perdagangan dengan tarif rendah.
Ke depan, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini menekankan transisi Indonesia menuju ekonomi hijau, ekonomi sirkular, dan ekonomi biru, serta pentingnya kerja sama dalam pengembangan kendaraan listrik (EV) dan ekosistem baterai EV. Dengan komitmen Indonesia untuk mencapai 23% energi terbarukan pada tahun 2025, peluang kolaborasi konkret dianggap penting untuk pertumbuhan bersama..(*)
Penulis : Heri Suroyo
Sumber Berita : Jakarta
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.