Selama kurun waktu 3 tahun, dengan keterbatasan ekonomi, sang ayah yang bekerja serabutan berjuang untuk menyekolahkan anaknya hingga tamat SMP disana. Setelah lulus SMP tahun ini, N yang merupakan anak sulung dari 4 bersaudara ini mendaftarkan diri ke SMAN 3 Kotabumi melalui jalur Zonasi mengingat sekolah tersebut jarak tempuhnya yang sangat dekat dengan kediamannya sehingga kedepan, dalam angan-angannya bila diterima disekolah tersebut, dirinya bisa berjalan kaki ke sekolah guna menghemat biaya.
Namun saat hasil seleksi diumumkan pada hari Jum’at lalu, Ia berserta orang tuanya harus menerima kenyataan pahit, dirinya ditetapkan tidak lolos dalam pengumuman tersebut. Ia harus mengalah dengan peserta lain yang juga radius rumahnya sama persis dengannya yakni di angka 954 meter. Namun pada alamat yang tertera, peserta yang dinyatakan lulus seleksi dan diterima merupakan warga dari Kelurahan/Desa tetangga alias tidak satu domisili dengan wilayah sekolah tersebut walaupun masih satu kecamatan. Namun jika dibandingkan dengan peluangnya, secara kasat mata, seharusnya (N) lah yang menjadi prioritas dikarenakan masih sama-sama berdomisili di satu kelurahan yang sama. Hal itu didukung dengan banyaknya anak-anak yang ada dilingkungan tempat tinggalnya yang telah bersekolah disana, bahkan sudah ada yang menjadi alumni sekolah yang akrab disebut Smanthree ditelinga kaum pelajar disana.
Mahyuni, selaku wali murid, saat disambangi dirumahnya, Selasa, (05/07) mengungkapkan kekecewaannya serta mencoba menerima keputusan yang sebenarnya miris baginya. Dengan keterbatasan kemampuan dan ekonomi, dirinya tetap yakin dan percaya Ia mampu menyekolahkan anaknya dan mengantarkan buah hatinya menuju gerbang masa depan yang cerah.
1 2 3 Selanjutnya
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.