Empati dan penyesuaian orang tua terhadap perasaan anak tidak hanya dapat menenangkan emosi anak, tetapi juga dapat membantu membangun jalur penting antara otak logis dan emosional.
Anda juga dapat mengajak si kecil untuk latihan pernapasan agar membantu mereka dalam mengelola emosinya.
4. Tetap tenang, tunjukkan sikap positif
Anak merupakan peniru terbaik. Oleh karena itu, kita sebagai orangtua harus menunjukkan contoh yang baik saat mengelola emosi. Apabila cenderung marah dan meneriaki balita yang tantrum, orangtua justru mencontohkan ke anak reaksi ketika suatu hal tidak berjalan sesuai keinginannya. Alasan lain mengapa Anda perlu tetap tenang adalah emosi negatif umumnya menular.
5. Jangan menghukum si kecil
Katakanlah ayah atau ibu menderita sakit parah yang membuat Anda hampir patah semangat. Apakah Anda ingin orang terdekat menghukum Anda dengan menjauhi atau mengunci Anda di kamar? Tentu tidak bukan?
Ya, oleh sebab itu, Anda tidak disarankan memberi hukuman atau mengancam si kecil ketika mereka tengah tantrum.
Perlu diketahui, temper tantrum bisa saja dimulai sebagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan anak. Apabila dibiarkan, emosi anak akan semakin memuncak menjadi badai hormonal yang tidak bisa diatasi sendiri oleh seorang balita.
Hukuman yang diberikan orangtua atau sekadar diucapkan ayah dan ibunya, hanya akan memperparah rasa sakit atau kekecewaan si kecil.
1 2 3 4 Selanjutnya
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya