Laporan : Heri Suroyo
JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mendukung penandatanganan Perjanjian Usaha Bersama antara PT Tae Hang Indonesia sebagai bagian dari Taehwa Enterprise Co Ltd Korea Selatan dengan PT Ventures Indonesia.
Keduanya sepakat mengembangkan, memproduksi, dan menjual sepeda motor listrik produksi Indonesia, E-MOA (Elektrik Motor Aku).
PT. Tae Hang Indonesia merupakan perusahaan PMA Korea Selatan yang sudah beroperasi 20 tahun di Indonesia. Memproduksi dinamo motor industri, serta automobile motor dan komponennya. Termasuk electronic dan home appliance dengan main product stamping press, fan motor for refrigerator dan exhaust fan brand whifa.
“Kulitas E-MOA tidak akan kalah dengan kualitas otomotif yang dihasilkan Jepang maupun Jerman. Namun harganya akan sangat terjangkau, berani bersaing dengan harga motor listrik produksi China. Dari mulai baterai, dinamo motor, ban, dan berbagai sparepart lainnya dalam memproduksi E-MOA, akan dilakukan di Indonesia. Tingkat Kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 60 persen, lebih tinggi dari ketentuan minimum 40 persen,” ujar Bamsoet usai menyaksikan penandatanganan Perjanjian Usaha Bersama antara PT Tae Hang Indonesia dengan PT Ventures Indonesia, di Jakarta, Kamis (9/11/23).
Turut hadir antara lain, CEO Vice Chairman Taehwa Enterprise Co. Ltd Yong Hyun Co, Chairman Taehwa Enterprise Co. Ltd Choi Won Ho, President Director PT Tae Hang Indonesia Kim Yong Keung, Direktur Utama PT Ventures Indonesia Junaidi Elvis, Chairman Korea – Indonesia Association Johnny Park, serta Founder Yayasan Ali Network Indonesia Ali AnSun Geun.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, untuk sementara proses produksi E-MOA akan dilakukan di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Nantinya pabrik permanen akan didirikan di Gunung Puteri, Kabupaten Bogor. Memanfaatkan lahan sekitar 3,5 hektar, menyerap seribu lebih tenaga kerja, dengan nilai investasi diperkirakan mencapai USD 30 juta.
“Selain membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar Gunung Putri, kehadiran pabrik E-MOA juga akan semakin menggairahkan industri kendaraan listrik di Indonesia. Sekaligus sebagai dukungan merealisasikan target Presiden Joko Widodo yang mencanangkan pada tahun 2030 nanti, Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri 2,45 juta unit motor listrik. Serta dukungan terhadap langkah Presiden Joko Widodo yang menargetkan jumlah motor listrik di Indonesia pada tahun 2025 bisa menembus 2 juta unit, dan pada tahun 2030 mencapai 13 juta unit,” jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, kehadiran E-MOA juga untuk mendukung komitmen nasional mempercepat migrasi kendaraan listrik. Sehingga bisa mendatangkan banyak keuntungan seperti mengurangi polusi/pencemaran udara, mengingat 60 persen kontributor pencemaran atau polusi udara di Indonesia disebabkan kendaraan bermotor. Serta meningkatkan ketahanan energi nasional dan menekan ketergantungan impor migas, sekaligus merealisasikan komitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan bahkan 0 persen tahun 2060.
“Dari sisi dunia usaha, potensi pemasaran motor listrik di Indonesia masih sangat besar, mengingat hingga akhir tahun 2022 lalu saja, jumlah sepeda motor berbahan bakar minyak yang beroperasi di Indonesia sudah mencapai 125 juta unit,” pungkas Bamsoet. (*)
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.