Dari segi ini jalan hidup Intan dan Teguh mengingatkan penulis kepada beberapa pasangan suami-istri yang bergelut di lapangan pers nasional, yang selain mengayuh bahtera rumah tangga secara bersama, mereka juga menjalani profesi serupa. Seperti halnya BM Diah dan Herawati Diah dengan koran Merdeka-Indonesia Observer, Abdul Aziz dan Tuty Azis dengan Surabaya Pos, Rosihan Anwar dan Siti Zuraida Thamrin dengan Asia Raya-Pedoman, serta beberapa tokoh pers lainnya.
Di tengah kekosongan media yang sangat sedikit memberikan porsi kepada persoalan perempuan, rumah tangga, pendidikan, dan juga masalah kesehatan, almarhum Intansari Fitri memilih untuk mengibarkan Majalah Farah sebagai media yang menyuarakan persoalan-persoalan tersebut.
Tentang pentingnya arti kesehatan bagi kaum perempuan masih sempat ia tunjukkan beberapa hari sebelum dipanggil Sang Khaliq.
Sambil berbaring dengan tangan terbalut selang infus di ruang perawatan Paviliun Kencana di RSCM, ia sempat mem-briefing sejumlah staf redaksi Majalah Farah mengenai persiapan acara “Breast Cancer Charity Day: One Day With Breast Cancer Survivor, Let’s Make Them Happy,” yang diselenggarakan majalah Farah, pada Sabtu, 29 Oktober yang lalu. Kegiatan ini telah direncanakan dan dipersiapkan oleh almarhumah sejak Agustus lalu.
Acara yang dihadiri oleh para penyintas kanker payudara. Yang menjadi pembicara adalah Dr. dr. Diani Kartini, SpB(K)Onk dan Dr. dr. Diana Sunardi, M. Gizi, SpGK juga wartawati senior dan penyintas kanker payudara Dian Islamiati Fatwa ini berjalan sukses dan mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan.
Antara lain dari Ketua Umum Cancer Information Support Centre (CISC), Aryanthi Baramuli Putri dan Ketua Umum Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Indah Kirana Atal Depari. Juga Pembina JMSI Djan Faridz.
Intansari Fitri yang merupakan belahan jiwa bagi suami dan ketiga anaknya, serta merupakan sahabat yang baik bagi para kolega, dalam usia yang masih relatif muda dan produktif pergi menaburkan legacy, cinta, inspirasi, serta kenangan yang baik.
Mungkin bukan sebuah kebetulan Majalah Farah yang dipimpinnya menggunakan semboyan Educating and Inspiring, yang menggambarkan tekad dan semangatnya untuk mewujudkan cita-cita hidupnya sebagai jurnalis.
Semogalah tulisan sederhana ini menjadi pengiring doa untuk almarhumah dalam menuju jalan terang ke pangkuan Ilahi yang Maha Penyayang.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.