Laporan: Anis
JAKARTA – Sikap politik Ketum Golkar Airlangga yang ‘taat’ kepada Joko Widodo soal pencalonan residen menguatkan Jika Megawati bakal ditinggalkan partai pendukung alias koalisi jika tidak merubah kemudi politik moncong putih.
Airlangga dengan Golkar plus PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Baru (KIB) merupakan kendaraan yang ‘disiapkan’ guna melawan PDIP-jika dalam penentuan capres dan wapres tak menguntungkan satu sama lain.
Kuatnya dugaan tersebut ini terlihat, tiga partai pendiri KIB anteng-anteng saja dan tak satupun ‘sempritan’ dialamatkan pada koalisi ini, meski ketiganya pendukung Jokowi alias pemerintah.
Beda dengan Nasdem yang mendeklarasikan Anies. Sempritan, sindiran dan bola panas terus digelindingkan ke kubu Surya Paloh. Isu pencopotan menteri Nasdem di Kabinet Jokowi terus ditabuh. Meski Jokowi tak mau ambil resiko, jika menteri Nasdem dicopot akan memberi advanted bagi Anies dan Nasdem serta kawan koalisinya.
Jika loby kepentingan Mega dan Jokowi tak bertemu, kuat dugaan KIB akan memunculkan calon yang didukung Jokowi dan LBP cs. Karena PDIP bersikekeh dengan Puan atau Prabowo menjadi capresnya. KIB, atas restu Jokowi dan LBP menarungkan Ganjar-Erick. Nasdem, Demokrat dan PKS akan bertemu pada pasangan Anies-AHY Anis-Aher atau Anies-Andika. Faktor munculnya Andika menjadi win-win bagi Demokrat dan PKS dalam perebutan kursi wakil presiden.
Skenario ini akan berubah total manakala Ganjar menjadi pilihan Mega. Dan atau Jenderal Andika masuk dalam reshuffle kabinet yang rencananya akan dilakukan Presiden Joko Widodo 2023.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.