Laporan : Vini
MEDAN – Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Islam Negeri Sumut menggelar diskusi publik, Kamis (8/9). Bertajuk Kenaikan Harga BBM: Bela Negara atau Bela Rakyat?, diskusi digelar di Auditorium FIS UINSU Kampus IV Tuntungan.
“Diskusi ini bagian dari langkah pencerdasan bagi kita semua. Salah satu ciri orang cerdas adalah tidak mengklaim sebelum mendiskusikan suatu hal,” kata Dekan FIS UINSU Prof Dr Abdurrahman MPd saat membuka diskusi.
Dia berpesan kepada peserta khususnya mahasiswa yang hadir agar mampu mencermati isu yang berkembang. “Kita berharap adik-adik mahasiswa bisa berperan aktif dalam diskusi ini serta tidak simpang siur dalam menangkap suatu isu. Jadilah teratai yang bisa terus tumbuh dan berbunga meski dalam air berlumpur sekalipun,” kata Abdurrahman.
Sebagai narasumber diskusi, Dr. Faisal Mahrawa,S.IP., M.Si dari Ilmu Sosial FISIP USU, Ketua KNPI Sumut Samsir Pohan, Dosen FIS UINSU Rholand Muary, S.Sos., M.Si, Suhaimi Umar Harahap mahasiswa FIS UINSU serta dimoderatori Uswatun Hasanah Harahap, MA dari FIS UINSU serta Kamrusammad Anggota Komisi XI DPR RI secara daring.
Faisal Mahrawa menyebutkan, kenaikan harga BBM berdampak ke berbagai sektor. Dari ekonomi hingga dampak sosial. “Selain harga kebutuhan pokok akan naik, nahkan sudah, juga akan berdampak pada hilangnya pekerjaan masyarakat,” kata Faisal.
Untuk itu, Faisal mengajak mahasiswa untuk tidak berdiam diri pada persoalan dan kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat. “Kalau mahasiswa sudah diam, maka kehancuran negeri ini tinggal menunggu waktu,” tukas Faisal.
Sementara itu, Ketua DPD KNPI Sumut berharap mahasiswa mampu adaptif terhadap persoalan yang berkembang. “Kenaikan harga BBM harus bisa sikap kita dari yang apatis menjadi kritis memandang suatu hal. Jangan datang ke sini hanya karena disuruh dosen. Meskipun begitu, cobalah untuk kritis memandang suatu hal,” kata Samsir.
1 2 Selanjutnya
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2 Selanjutnya