Laporan : Rudi Alfian
LAMPUNG UTARA – Terkait dugaan praktek korupsi pada pengerjaan pembangunan infrastruktur jalan usaha tani di desa Pekurun, mantan Kades Pekurun, Madian akhirnya angkat bicara.
Dirinya membenarkan pada pekerjaan jalan onderlagh yang dimaksud pada pemberitaan sebelumnya memang terjadi kesalahan pada teknis pengerjaan dilapangan. Mulai dari tidak adanya pasir dasar, hingga pembersihan badan jalan yang dilakukan seadanya oleh pekerja tanpa menggunakan alat berat.
“Iya lagi mau dirapihkan kembali. Soalnya saya ini lagi sibuk kesana-kemari. Kerjaan itu ada di dua titik, dengan panjang hampir 800 meter. Kerjaan itu belum saya cek karena sibuk, betul memang tidak ada pasir dasar, dan tunggul pohon memang belum dibuang karena alat berat tidak dianggarkan di APBDes, tapi lagi mau diolah dulu, nanti saya rapihkan kembali,” kata Madian, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya, Rabu, (25/10).
Dirinya juga mengatakan secepatnya akan dilakukan penggilingan batu oleh alat berat. Sebab pekerjaan tersebut masih dalam tahap pengerjaan.
“Lagi mau digiling, masih dalam pekerjaan. Siap dinda nanti saya cek, dan siap dibagusin pemasangannya. Pulang dari rumah sakit saya cek dulu” ujarnya.
Selang beberapa menit, awak media dihubungi seseorang yang mengaku sebagai kerabat mantan Kades, Madian. Dirinya meminta agar tidak lagi diberitakan pekerjaan jalan onderlagh tersebut.
“Itu kakak saya, dimana kita bisa bertemu, nanti kita ngobrol empat mata. Itu bukan enggak ada pasir dasarnya, pasirnya masih dipesan. nanti kalau sudah sampai, akan disiram,” kata kerabat mantan kades.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan Infrastruktur Jalan Usaha Tani onderlagh yang berada di desa Pekurun Kecamatan Abung Pekurun Kabupaten Lampung Utara (Lampura) sarat praktek korupsi yang dilakukan oleh oknum mantan Kades setempat.
Dugaan praktek korupsi yang dilakukan pada peningkatan infrastruktur jalan di desa tanpa pemasangan pasir dasar sepanjang pengerjaan jalan. Bahkan pada penghamparan batu, tidak dilakukan secara aturan teknik konstruksi, seperti yang ada dilapangan penghamparan batu ukuran 10-15 CM yang tidak berdiri dan sisi tidak berhimpitan serta tidak beraturan.
Selain itu, pada pekerjaan pemasangan batu kancing atau pengunci ukuran 4/7 CM diduga tidak dilaksanakan, terlihat secara kasat mata masih ditemukan banyak ruang tersisa pada konstruksi jalan onderlagh dimaksud. Termasuk pada pekerjaan batu tepi yang diduga dikerjakan tanpa dilakukan penggalian sepenuhnya, sehingga ditakutkan pemasangan batu tepi tidak akan kokoh konstruksinya.
Pekerjaan itu diperparah lagi dengan tidak dilakukan pembersihan badan jalan. Diketahui dilokasi pekerjaan semua pangkal (tunggul) pohon dengan akar yang masih tertanam di tengah-tengah badan jalan yang langsung di timpa dengan susunan batu belah. Bahkan hingga kini, hamparan batu disana belum juga dilakukan penggilingan oleh alat berat.
Pekerjaan yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2023 tahap I menghabiskan anggaran hingga Rp193,040 juta itu hingga kini belum juga rampung, meski anggaran telah direalisasikan sepenuhnya dan dikantongi oleh mantan Kades Madian yang kini tengah sibuk mengikuti tahapan konstelasi politik di Bumi Ragem Tunas Lampung.
Menurut sumber terpercaya media ini, pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sejak beberapa bulan lalu sebelum Pilkades serentak dimulai. Dalam pengerjaannya pun program padat karya tunai didesa tersebut diduga tidak berjalan maksimal.
Pekerjaan yang semestinya harus selesai sebelum Madian purna tugas itu, namun hingga kini pekerjaan itu dianggap terbengkalai begitu saja. Kades Paiman bersama warga setempat sangat menyayangkan sikap mantan Kades yang seolah menyepelekan program pembangunan di desa, bahkan pihak Pemdes setempat telah melayangkan surat teguran untuk segera menyelesaikan pekerjaan pembangunan infrastruktur jalan disana.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.