Chusnunia mengakui dewasa ini kalangan anak muda sangat cepat menyerap kebudayaan global, sehingga kehilangan kekhasan dan keragaman daerahnya karena sudah tidak lagi berpegang pada tradisi.
“Apabila keadaan ini dibiarkan, maka besar kemungkinan dalam waktu dua puluh tahun ke depan kita akan kehilangan ekosistem dan kekayaan intelektual yang melekat pada masyarakat lokal tersebut untuk selamanya,” ujarnya.
Pendirian sekolah kesenian merupakan salah satu langkah strategis didalam menjawab tantangan kebudayaan dewasa ini, yakni meredupnya khazanah tradisi di dalam gelombang modernitas.
Sebelum menutup sambutannya Chusnunia berharap Pekan Kebudayaan Daerah Lampung ini dapat dikunjungi oleh masyarakat Lampung dan dapat mengambil manfaat dari kegiatan budaya ini.
Dalam kesempatan itu dilakukan pemberian sertifikat warisan budaya tak benda dari Unesco berupa Gamolan Pekhing dan Launching buku Lampung Tempo Dulu yang ditulis oleh Iwan Nurdaya-Djafar.
PKD merupakan kegiatan pesta kesenian khas Lampung yang diusung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung beserta Dewan Kesenian Lampung (DKL), yang bertujuan sebagai wadah seluruh seniman yang ada di Provinsi Lampung.##
1 2
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2