BANDAR LAMPUNG – Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof. H. Wan Jamaluddin Z, P.hD, menilai, dunia hari ini tengah menghadapi berbagai persoalan yang saling berkaitan dan mengancam keberlangsungan hidup manusia. Untuk itu, Trilogi Kerukunan Jilid II diperlukan untuk pembangunan peradaban yang lebih harmonis dan kampusnya siap menjadi lokomotif.
Menurut Rektor, Kementerian Agama Republik Indonesia menghadirkan pendekatan baru yang lebih utuh dan solutif yakni Trilogi Kerukunan Jilid II. Ini merupakan kelanjutan dari komitmen Kementerian Agama dalam membangun kehidupan berbangsa dan beragama yang damai, seimbang, dan berkelanjutan. Setelah sebelumnya fokus pada kerukunan antarumat beragama, Jilid II memperluas jangkauan dengan menekankan pentingnya membangun harmoni secara utuh: antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam semesta. Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA, memperkenalkan trilogi ini dalam berbagai forum nasional sebagai respons terhadap tantangan spiritual dan ekologis yang semakin kompleks.
“Tiga pilar utama yang diangkat dalam program ini adalah: pertama, kerukunan manusia dengan Tuhan yang menekankan pentingnya spiritualitas mendalam, pemurnian hati, dan kesadaran akan keterbatasan manusia. Kedua, kerukunan antarsesama manusia sebagai upaya membangun solidaritas sosial lintas suku, agama, dan golongan. Ketiga, kerukunan manusia dengan alam semesta yang menjadi penekanan utama pada Jilid II ini, dengan mengusung pendekatan “ekoteologi”, yaitu pemahaman bahwa menjaga lingkungan merupakan bagian dari ibadah dan amanah keagamaan,” kata Rektor, Jumat (27/6/2025).
Rektor menambahkan, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, dalam Rapat Koordinasi Kelulusan UM-PTKIN 2025 yang digelar pada Rabu, 25 Juni 2025 dalam arahannya, beliau menyampaikan pesan strategis kepada para Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk tidak hanya memahami gagasan Trilogi Kerukunan secara teoritis, tetapi juga mengembangkan dan mengimplementasikannya secara nyata di lingkungan kampus. Hal ini mencakup internalisasi nilai-nilai spiritual dalam sistem pendidikan, penguatan budaya akademik yang inklusif dan toleran, serta pelibatan aktif civitas akademika dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kampus diharapkan menjadi laboratorium kerukunan yang menyinergikan hubungan harmonis dengan Tuhan, membangun relasi sosial yang damai, serta membentuk kesadaran ekologis di tengah tantangan zaman. Dengan demikian, PTKIN tidak hanya melahirkan lulusan cerdas secara intelektual, tetapi juga visioner, beretika, dan peduli terhadap keberlangsungan kehidupan umat dan alam semesta.
“Sebagai bagian dari PTKIN, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung tentu berkomitmen menjadi lokomotif dalam mewujudkan kampus yang moderat, inklusif, dan menjadi pilar harmoni bangsa. Komitmen ini tidak sebatas retorika, tetapi diimplementasikan melalui berbagai program strategis. Dalam aspek penguatan hubungan dengan Tuhan, UIN RIL secara konsisten membina kesalehan spiritual mahasiswa dan dosen melalui penguatan budaya akademik bernuansa religius, penguatan Ma’had Aljamiah, serta revitalisasi fungsi masjid sebagai pusat pendidikan spiritual dan sosial. Di bidang kerukunan sosial, UIN Raden Intan Lampung telah membangun ekosistem pendidikan yang menekankan pada nilai-nilai moderasi beragama. Melalui integrasi tema moderasi dalam mata kuliah keislaman, penguatan Pusat Studi Moderasi Beragama, dan program pembinaan mahasiswa lintas fakultas, kampus ini menumbuhkan budaya toleransi, anti radikalisme, serta semangat keberagaman yang sehat dan produktif. Mahasiswa juga didorong untuk terlibat aktif dalam diskusi kebhinekaan, dan kegiatan sosial kemasyarakatan yang memperkuat solidaritas di tengah perbedaan,” ujar lulusan Rusia tersebut.
Dalam aspek kerukunan dengan alam, UIN RIL menjadi PTKIN yang terdepan dalam mengarusutamakan isu lingkungan hidup dalam kebijakan dan program kampus. Melalui kebijakan Green Campus, kampus mendorong gerakan penghijauan lingkungan, pemanfaatan energi ramah lingkungan, manajemen sampah terpadu, dan pembangunan sarana ramah lingkungan. Dalam program Gerakan Menanam Pohon sebagai bagian dari implementasi Trilogi Kerukunan Jilid II, UIN RIL mengajak mahasiswa baru, dosen, hingga tenaga kependidikan untuk menjaga kebersihan, menanam dan merawat pohon sebagai bentuk tanggung jawab ekologis yang berakar dari nilai-nilai keagamaan. Selain itu, riset-riset tentang ekoteologi dan fiqh lingkungan juga dikembangkan melalui skema penelitian dosen dan mahasiswa. UIN Raden Intan Lampung juga berupaya memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, komunitas masyarakat, serta ormas keagamaan untuk menyebarluaskan nilai-nilai kerukunan tersebut ke luar kampus. Melalui pengabdian masyarakat berbasis moderasi beragama dan pelestarian lingkungan, kampus ini terus berupaya menjadi agen perubahan yang memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Penulis : Yulizar
Editor : Ahmad Novriwan
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.