RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak Menjadi Kebutuhan

Selasa, 6 Juni 2023 - 19:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan : Heri Suroyo

JAKARTA – RUU kesejahteraan ibu dan anak diawali oleh satu kenyataan atau realitas kondisi dan fakta yang dialami baik oleh ibu atau anak yang ada di Indonesia. Selain itu, juga menjadi kebutuhan bagi Indonesia untuk bisa melahirkan SDM yang unggul atau generasi emas di tahun 2045 nanti.

Hal itu diungkapkan Anggota Baleg DPR RI Luluk Nur Hamidah saat berbicara dalam diskusi Forum Legislasi bertajuk “RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak dan Tantangan Generasi Unggul”, di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/6).

” Dari berbagai temuan dan juga hasil kajian yang memang kita lakukan sebelum mengusulkan RUU ini, kita mengundang berbagai pakar lintas disiplin juga, termasuk juga dari unsur pemerintah, dari BKKBN, Komisi Perlindungan Anak. Kita juga bicara banyak dengan teman-teman Komnas Perempuan, kita juga bicara dengan asosiasi bidan dan keperawatan termasuk juga dengan pihak kampus dan lain-lain sebagai satu kelaziman ketika kita mengusulkan RUU ini,” kata Luluk.

Baca Juga:  Pj. Gubernur Hadiri Acara Gala Dinner "Khanduri Raya" PON XXI Aceh-Sumut atas Undangan Gubernur Aceh Safrizal ZA

Luluk menuturkan, pihaknya juga membaca begitu banyak naskah-naskah akademik, seperti jurnal-jurnal yang terkait dengan situasi yang menghubungkan antara kesejahteraan ibu dan anak, kemudian produktivitas nasional dengan ekonomi dan bahkan yang terkait dengan sumber daya manusia yang unggul itu sendiri.

“Ternyata kita menemukan satu fakta ya yang memang agak mengejutkan. Misalnya ternyata perempuan ketika mengandung itu banyak yang memiliki situasi kesehatan termasuk kekurangan nutrisi dan gizi. Dan juga kesehatan yang belum cukup. Mereka juga mengalami situasi yang sebenarnya sangat membahayakan, ketika perempuan itu kondisinya sedang mengandung atau bahkan pada saat mereka harus melahirkan,” ungkap Politikus PKB ini.

Ia mencontohkan, perempuan yang menderita anemia misalnya. Ketika masih remaja rata-rata anemia yang dialami itu sekitar 35 sampai 40%. Tapi begitu perempuan itu mengandung, maka gejala anemia dan kondisi anemia parah mencapai di atas 60%. Menurutnya, kondisi ini sangat rentan ketika perempuan harus melahirkan.

“Jadi kalau kemudian kondisinya anemia ya pasti akan berbahaya. Makanya enggak jarang ada peristiwa-peristiwa kematian bagi ibu itu karena dia kehabisan darah pada saat melahirkan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Baca Surat Al Fatihah Diiringi Musik, MUI: Pelanggaran Syariat

Ia memaparkan, hal ini juga terbukti dari angka kematian ibu dan anak yang masih sangat tinggi di Indonesia. Kalau dilihat rata-rata dari 100.000 kelahiran hidup maka masih di atas 300 perempuan atau Ibu yang kemudian meninggal dunia.

Begitu juga dengan kematian anak-anak yang meninggal pasca kelahiran juga masih sangat tinggi. Dikatakannya, Indonesia menjadi negara yang tingkat kematian ibu dan anak bahkan yang salah satu tertinggi di Asia Tenggara.

“Indonesia anggota G-20, kita bahkan pernah memimpin presidensi G-20 kemarin. Tetapi untuk ukuran kesejahteraan ibu dan anak yang meliputi faktor yang fisik, non fisik, emosional, spiritual kemudian juga psikis, bahkan kemudian yang terkait dengan nyawa, ternyata kita relatif masih rendah. Dan ini menjadi PR kita bersama,” pungkasnya. (*)

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Samsudin Didampingi Maidawati Resmikan Gedung Baru Pos Kesehatan dan Panen Melon Hasil Budi Daya KWT di Tanggamus
Sipentas Pemberkasan Lingkup Izin Sayang Dampak Rindu Ciptakan Usaha ‘Sehat’ Bagi Pemrakarsa
Nekat Lanjutkan Pembangunan Pabrik Tapioka, PT Sinar Baturusa Prima Diduga Tak Kantongi Dokumen AMDAL dan PBG
Pj Gubernur Lampung Galakkan Penanggulangan Stunting di Tanggamus
Pj Gubernur Dukung Upaya Pemkab Pringsewu Tingkatkan Pendapatan Daerah Lewat Pengembangan UMKM di Rest Area
JMSI Provinsi Lampung Kembali Berbagi Untuk Warga Sekitar
Aliansi Pemuda Jakarta Gelar Aksi di Depan Balai Kota, Tuntut Kadis Sosial DKI Jakarta Dicopot
Sempat Dibekukan, Dipimpin PLT, Akhirnya Rapat Tunjuk Mustaqim Ketua JMSI Tuba

Berita Terkait

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 06:58 WIB

Samsudin Didampingi Maidawati Resmikan Gedung Baru Pos Kesehatan dan Panen Melon Hasil Budi Daya KWT di Tanggamus

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 01:18 WIB

Sipentas Pemberkasan Lingkup Izin Sayang Dampak Rindu Ciptakan Usaha ‘Sehat’ Bagi Pemrakarsa

Jumat, 4 Oktober 2024 - 23:32 WIB

Nekat Lanjutkan Pembangunan Pabrik Tapioka, PT Sinar Baturusa Prima Diduga Tak Kantongi Dokumen AMDAL dan PBG

Jumat, 4 Oktober 2024 - 23:14 WIB

Pj Gubernur Lampung Galakkan Penanggulangan Stunting di Tanggamus

Jumat, 4 Oktober 2024 - 14:04 WIB

Pj Gubernur Dukung Upaya Pemkab Pringsewu Tingkatkan Pendapatan Daerah Lewat Pengembangan UMKM di Rest Area

Jumat, 4 Oktober 2024 - 10:21 WIB

Aliansi Pemuda Jakarta Gelar Aksi di Depan Balai Kota, Tuntut Kadis Sosial DKI Jakarta Dicopot

Jumat, 4 Oktober 2024 - 07:57 WIB

Sempat Dibekukan, Dipimpin PLT, Akhirnya Rapat Tunjuk Mustaqim Ketua JMSI Tuba

Kamis, 3 Oktober 2024 - 15:05 WIB

Sinergi Tiga Pilar untuk Wujudkan Pilkada Damai 2024 di Lampung, Sekdaprov Hadiri Apel 3 Pilar Kamtibmas

Berita Terbaru

#pilihankukotakkosong

Pj Gubernur Lampung Galakkan Penanggulangan Stunting di Tanggamus

Jumat, 4 Okt 2024 - 23:14 WIB