Laporan: Anis
BANDALAMPUNG- Buntut konfrensi cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bandarlampung yang berlarut-larut, ricuh. Pergantian figur ketua umum cabang menjadi pemantik keributan tersebut.
Konferensi HMI Cabang Bandar Lampung ke XLII terdapat empat calon ketua umum HMI Cabang Bandar Lampung yang baru, yakni Mauldan Agusta Rifanda (Ekonomi Unila), Ryki Setiawan (Syariah UIN RIL), M A G Yudistomi (Tarbiyah UIN RIL), dan Fahmi Hasan (Dakwah UIN RIL).
Konfererensi Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung yang digelar di Sekretariat HMI Cabang Bandar Lampung di Enggal, pada Kamis (8/9/2022) malam berlangsung ricuh. Buntut dari kericuhan tersebut terdapat beberapa kader yang terluka dan kerusakan sekretariat di lingkup HMI Cabang Bandar Lampung.
Mengingat fungsi HMI sebagai organisasi kader, maka seluruh aktivitasnya harus dapat memberi kesempatan berkembang bagi kualitas-kualitas pribadi anggota-anggotanya. Sifat kekaderan HMI dipertegas dalam pasal 4 Anggaran Dasar HMI yaitu Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam, dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT
M Rizki Al Safar, Ketua Umum HMI Cabang Bandar Lampung dengan ini mengatakan bahwa:
1. Menyatakan turut menyayangkan dan menyesalkan atas tragedi kericuhan yang terjadi dalam agenda konferensi cabang ke XLII. Kader HMI sebagai bagian dari pemuda mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membangun umat dan bangsa. Kita sebagai kader HMI mengemban misi keumatan dan misi kebangsaan untuk kembali membangun tradisi HMI dengan gerakan intelektualnya.
2. Permohonan maaf atas insiden yang terjadi kepada Korps Alumni HMI (KAHMI), kader HMI, dan seluruh pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut.
3. Saya sebagai Ketua Umum siap bertanggungjawab atas segala kejadian yang terjadi dan siap untuk memfasilitasi pihak-pihak yang bertikai untuk mencari titik temu demi kelancaran dan keberlangsungan organisasi.
4. Mengajak seluruh kader HMI Cabang Bandar Lampung untuk menyukseskan konferensi dan menyelesaikan konferensi dengan damai dan kekeluargaan.
Pada dasarnya dinamika organisasi adalah hal yang biasa dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Hal yang harus diperhatikan, adalah bagaimana kita merespon dan mengelola perbedaan tersebut. Saya berharap semua pihak dapat menyikapi hal ini tidak reaksioner dan dapat segera terselesaikan dengan guyub rukun dan kekeluargaan.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.