PGE juga berkomitmen untuk mengakselerasi penambahan kapasitas tiga proyek strategis, yaitu Hululais Unit 1 dan 2 yang akan berkontribusi sebesar 110 MW, Lumut Balai Unit 2 yang akan menambah kapasitas terpasang Perusahaan hingga 55 MW, dan proyek co-generation yang diproyeksikan menambah kapasitas terpasang hingga 45 MW. Adapun proyek Lumut Balai Unit 2 ditargetkan rampung secara mekanis di akhir 2024, sementara Hululais Unit 1 dan 2 dan proyek co-generation diharapkan selesai dapat beroperasi secara komersial di tahun 2027.
PGE tetap optimis untuk menyerap seluruh anggaran belanja modal untuk proyek-proyek pertumbuhan organik (organic growth) yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2024. Namun demikian, rencana pengeluaran belanja modal (capital expenditure) anorganik terkait akuisisi aset pembangkit panas bumi yang telah beroperasi (operating assets) tidak akan direalisasikan di tahun 2024 ini. Hal ini sejalan dengan strategi Perseroan yang lebih mengedepankan pendekatan oportunistik (opportunistic approach) untuk pertumbuhan anorganik tersebut.
Meski demikian, PGE tetap berkomitmen mencari peluang pertumbuhan anorganik yang potensial untuk meningkatkan kapasitas dan produksi panas bumi. Perseroan akan mempertimbangkan peluang yang memenuhi kriteria aspek teknikal, termasuk kelayakan cadangan sumber daya panas bumi, serta aspek komersialnya. Dalam jangka pendek dan menengah, Perseroan fokus pada pengembangan pembangkit listrik geotermal untuk mencapai kapasitas 1GW. Target ini akan dicapai melalui eksekusi proyek-proyek quick wins atau 3 proyek strategis seperti yang disebutkan di atas.
Dalam jangka panjang, PGE terus memperkuat fokus pada pengembangan proyek pembangkit panas bumi sebagai bagian dari strategi pertumbuhan organik, termasuk pengembangan proyek extensions dan/atau eksplorasi (explorations). Inisiatif ini didukung oleh potensi cadangan panas bumi PGE yang sangat besar, dengan total lebih dari 3 GW.
Kinerja keuangan dan operasional Perusahaan dibarengi dengan capaian Perusahaan dalam meminimalisasi risiko Environmental, Social, and Governance (ESG) pada seluruh kegiatan bisnis dan operasinya. Berdasarkan pemeringkatan dari lembaga Sustainalytics, PGE berhasil mencapai skor risiko ESG sebesar 7,1 dengan tingkatan risiko yang dapat diabaikan (negligible risk). PGE pun kini menempati posisi pertama pada sektor industri utilitas dan sub-sektor energi terbarukan sebagai perusahaan dengan tingkat risiko terendah. Dengan ini, PGE senantiasa mempertahankan profitabilitas dengan tetap mengutamakan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang patuh pada standar bisnis yang beretika.
Yurizki Rio menekankan bahwa PGE akan terus mempertahankan kinerja keuangan yang solid. Pada periode ini, program optimasi dana yang dilakukan PGE juga berhasil berdampak pada peningkatan laba bersih. “Dengan dukungan finansial yang kuat, PGE akan terus mengembangkan potensi sumber daya panas bumi di seluruh wilayah kerja kami melalui berbagai inisiatif sekaligus tetap mempertahankan profitabilitas yang tinggi. Kami juga terus memperkuat komitmen pengembangan energi panas bumi yang memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekaligus berkontribusi dalam mendukung pencapaian target nol emisi Indonesia 2060,” pungkas Yurizki Rio.
1 2
Penulis : Ahmad
Editor : Fidhela Alvita
Sumber Berita : Jakarta
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2