Oleh : Irkhamna, Guru PAI SMK Negeri 1 Seputih Agung Lampung Tengah
Laporan : Fath
Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan melakukan berbagai terobosan kebijakan, salah satunya adalah dengan program merdeka belajar. Program ini juga sebagai respons terhadap pesatnya kemajuan teknologi yang secara tidak langsung juga berpengaruh pada sektor pendidikan, baik pengaruh positif maupun negatif. Merdeka belajar adalah konsep pengembangan pendidikan dengan peran seluruh pemangku kepentingan sebagai agen perubahan.
Program ini sebenarnya sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menegaskan bahwa pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Oleh karenanya pendidikan perlu didasarkan pada asas kemerdekaan yang tetap mengacu pada penguatan nilai-nilai pelestarian budaya lokal yang menjunjung tinggi kesetaraan.
Tujuan dari merdeka belajar yang sudah diluncurkan antara lain untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat masing-masing, sehingga dapat memilih jalur pendidikan yang sesuai. Hal ini akan menumbuhkan semangat belajar dan mendorong kemajuan bangsa. Sedangkan untuk jangka panjang dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan potensi pelajar maupun mahasiswa agar Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di masa depan memiliki integritas, kecerdasan, dan keterampilan yang unggul.
Merdeka belajar sejatinya ingin memberikan kemerdekaan bagi sekolah, termasuk di dalamnya para guru untuk menginterpretasi kurikulum nasional agar berfokus pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Jika dilihat, merdeka belajar merupakan terobosan inovatif yang perlu diimplementasikan dan terus dilanjutkan saat kondisi apapun, baik saat pandemi maupun pasca pandemi nantinya. Karena, program ini diorientasikan agar sistem belajar menjadi lebih merdeka, fleksibel, dan mendukung keberagaman dalam belajar.
Program merdeka belajar terus berjalan dan semakin inovatif dan telah memasuki puluhan episode. Salah satu program merdeka belajar episode ke-23 yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah penguatan literasi. Komitmen yang diluncurkan dengan tema” Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia” memuat tiga pilar penting, yakni pemilihan dan perjenjangan, cetak dan distribusi, serta pelatihan dan pendampingan. Secara umum, ada banyak keuntungan dalam kebijakan merdeka belajar episode ke-23.
Pertama, penguatan literasi ini sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kedua, penguatan literasi akan berdampak terhadap kerakusan membaca, mendekatkan guru dan peserta didik terhadap buku, yang selanjutnya memantik guru dan murid untuk membaca dan menulis. Selain itu, program literasi juga akan mendorong guru untuk tidak sekadar membaca mata pelajaran saja. Lebih dari itu, guru juga akan terbuka dengan hal-hal baru karena asupan gizi.
Ketiga, menciptakan tradisi membaca pelajar. Saat ini, gejala malas membaca menjadi salah satu penyakit akut yang mengidap bangsa. Oleh karena itu, tradisi membaca harus dikembalikan melalui program merdeka belajar. Keempat, penguatan literasi menjadi momentum untuk meningkatkan pemerataan dan pengayaan buku-buku berkualitas di sekolah.
Selama ini, buku-buku di sekolah cenderung kurang berkualitas dan tidak menarik. Bahkan hanya buku ajar saja. Hal ini kadang disebabkan oleh ketidakselektifan sekolah dalam menimbang buku. Kelima, penguatan literasi juga akan meningkatkan distribusi buku-buku berkualitas ke berbagai daerah. Sebab selama ini, distribusi buku berkualitas masih sangat minim terutama ke daerah luar jawa. Akibatnya, perpustakaan dengan ketersediaan buku berkualitas juga masih minim.
Beberapa persoalan di atas tentu menjadi renungan bersama. Peluncuran merdeka belajar juga harus bisa membaca kondisi yang ada saat ini artinya, proses pembukuan tidak boleh dipandang bahwa distribusi buku, minimnya pelatihan menjadi salah satu sumber masalah. Lebih dari itu, daya baca guru dan siswa juga harus diperhatikan. Selain itu, kultur siswa yang terbiasa membaca versi digital (e-book) mesti disediakan agar lebih memudahkan jangkauannya.
Merdeka belajar perlu terus dilanjutkan dengan evaluasi dan inovasi. Dengan inovasi baru akan membut pelajar lebih bersemangat dan bergembira dalam proses menuntut ilmu dan pengalaman. Harus di akui bahwa proses pembelajaran terkadang membosankan jika hanya di dalam ruangan (kelas) saja. Maka, dengan konsep merdeka belajar ini diharapkan tidak merasakan jenuh dalam proses pembelajaran yang di ikuti.
Selama proses ini berlangsung, sebagian besar dari pelajar dan mahasiswa gembira dengan suasana baru yang mereka dapatkan. Bahwa, setiap pelajar dapat menyesuaikan diri dalam memahami materi, memecahkan jawaban sesuai dengan kemampuannya. Merdeka belajar diharapkan mampu menghasilkan pengetahuan yang melampaui (tanpa batas) mengenai informasi. Peran guru disini sebagai mentoring serta diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah. (*)
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.