Namun, muncul konflik internal di lingkungan kerajaan yang memperlemah kekuatan kesultanan Buton. Berbagai ancaman terus menyelimuti Buton hingga akhirnya Indonesia merdeka pada 1945. Kesultanan Buton pun masuk dalam pemerintahan Indonesia, wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sultan buton ke 38 Sultan Muhamad Falihi, yang berkuasa sejak 1937-1960, Kabupaten Buton baru menyerahkan kekuasan kepada Pemerintahan Republik Indonesia melalui perjanjian ‘Malino’ pada tahun 1958 pasca kemerdekaan Indonesia 1945.
Kesultanan Buton benar-benar berakhir setelah Sultan Buton Mangkat, Buton benar-benar menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang masuk dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Buton Menjadi Kabupaten dengan Bupati pertama La Ode Abdul Halim.
“Jika berbicara Buton, banyak sejarah yang menarik yang diungkap, mengingat Buton ada sejak Zaman Kerajaan di abad ke dua belas,”terang pria yang selalu berpenampilan nyentrik ini.
Selain panjangnya sejarah Buton di era moderen pun,lanjut pria kelahiran 1963 ini Kabupaten yang dikenal sampai ke Mancanegara sebagai penghasil Aspal terbaik dunia ini juga kerap memecahkan rekor Musium Rekor Indonesia(MuRi) di setiap event kegiatan nasional sejak tahun 2014 silam.
“Sejak 2014-2017, Kabupaten Buton selalu mencatatkan sejarah di Musim Rekor Muri secara berturut-turut dalam kategori peserta tari terbanyak dan unik, saat saya menjabat di Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,” tandas pria yang akrab di sapa Udin ini.##