BANDAR LAMPUNG – Dalam upaya memberdayakan masyarakat perkotaan dan meningkatkan ketahanan pangan lokal, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 17 di Kelurahan Tanjung Gading menggagas sebuah program inovatif: penanaman sayuran di lahan sempit. Program ini tidak hanya menjadi solusi atas keterbatasan lahan di lingkungan perkotaan, tetapi juga mendorong gaya hidup produktif dan ramah lingkungan di tengah masyarakat.
Program ini mendapat dukungan penuh dari Lurah Tanjung Gading, Lydia Dwi Fransiska, yang menyambut baik inisiatif para mahasiswa. Menurutnya, persoalan utama yang dihadapi warga di kawasan kota adalah minimnya lahan terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk berkebun atau bercocok tanam. “Keterbatasan lahan memang menjadi tantangan, tapi kreativitas mahasiswa dalam mengatasi hal ini patut diapresiasi,” ujarnya.
Salah satu strategi yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi tanah kering dan tak subur di wilayah tersebut adalah dengan mengumpulkan tanah yang lebih subur dari lokasi lain, lalu menatanya di area yang telah dipagari menggunakan waring. Langkah ini dilakukan agar tanah tersebut tidak mudah menyebar atau tercampur dengan tanah keras, serta aman dari gangguan hewan atau anak-anak yang bermain.
Tak berhenti di sana, mahasiswa KKN juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga, khususnya kepada para ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok PKK. Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, warga diajarkan berbagai teknik bercocok tanam di ruang terbatas, seperti menggunakan pot vertikal, polybag, hingga rak tanaman dari barang bekas. Edukasi ini dilaksanakan dengan dukungan fasilitas dari kantor Kelurahan Tanjung Gading, yang menyediakan tempat dan logistik sederhana untuk menunjang kegiatan warga.
Kegiatan penanaman dilakukan secara gotong royong, melibatkan mahasiswa dan warga setempat. Hal ini bukan hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan bersama terhadap program yang dijalankan.
Wakil Koordinator Mahasiswa KKN, Barry Irsyad, menyampaikan harapannya agar program ini tidak berhenti hanya saat masa KKN berlangsung. “Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang-ruang kecil di rumahnya masing-masing. Selain bisa menghasilkan sayuran sehat untuk konsumsi sendiri, ini juga bisa mengurangi pengeluaran rumah tangga dan menumbuhkan perekonomian lokal dalam skala kecil,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa bercocok tanam mandiri seperti ini juga bisa menjadi bagian dari upaya menciptakan lingkungan hijau, sejuk, dan sehat di tengah padatnya pemukiman perkotaan. Ke depan, para mahasiswa berharap ada kolaborasi lanjutan antara pemerintah kelurahan, PKK, dan generasi muda dalam menjaga keberlanjutan program ini.
Dengan semangat kebersamaan dan kreativitas, program kebun sayur di lahan sempit ini menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk berkontribusi bagi kemajuan dan kemandirian masyarakat. Kelurahan Tanjung Gading pun kini mulai melangkah menjadi salah satu kawasan urban yang aktif mempromosikan pertanian kota (urban farming) sebagai gaya hidup baru yang produktif dan berkelanjutan.
Penulis : Afif Rifqi Yonada/Nur Azizah
Editor : Ahmad Novriwan
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.