Laporan : Rudi Alfian
LAMPUNG UTARA – Ditengah ancaman memudarnya tradisi gotong-royong di kehidupan masyarakat, Apdesi Kecamatan Sungkai Utara himbau Pemerintah Desa (Pemdes) tetap jaga dan lestarikan budaya gotong-royong di lingkungan masing-masing desa yang ada di kecamatan setempat.
Ketua Apdesi Kecamatan Sungkai Utara, Dedi Setiawan mengatakan pihaknya mengajak masyarakat desa untuk terus menggalakkan budaya gotong-royong dalam menjaga kebersihan lingkungan dan terus melestarikan tradisi warisan nenek moyang yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya timur.
“Meski tiap-tiap desa telah dikucurkan bantuan program Dana Desa untuk membangun dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui program padat karya dan pemberdayaan masyarakat, budaya gotong-royong tidak boleh punah, dan harus dilestarikan,” kata Dedi Setiawan, yang juga Kepala Desa Negeri Sakti kepada lintaslampung, Kamis, (30/05).
Menurutnya, Dana Desa merupakan program yang dikucurkan pemerintah pusat untuk mendorong desa agar terlepas dari predikat desa tertinggal. Program tersebut tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur semata, melainkan terdapat misi dan tujuan guna meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program pemberdayaan.
Kunci kesuksesan atas kekompakan di desa, dapat di lihat dari masyarakatnya yang hobi bergotong royong bersama dengan menyempatkan diri berkumpul bersama-sama, tidak melihat status sosial dan ekonomi masing-masing individu.
“Budaya gotong-royong memiliki filosofi tersendiri. Kekompakan dan kerukunan warga di lihat dari getolnya warga untuk terus bergotong royong. Saling berbaur untuk meminimalisir sifat acuh terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya.
Untuk itu, sambung dia, dirinya yang diamanatkan menjadi ketua asosiasi pemerintah desa seluruh Indonesia (Apdesi) Kecamatan Sungkai Utara mengingatkan seluruh Kades untuk menghimbau warganya agar selalu melestarikan budaya gotong-royong ditengah tergerusnya warisan tradisi leluhur.
“Agar kiranya semua rekan-rekan Kades menghimbau dan mengajak masyarakatnya untuk terus menjaga kekompakan dan melestarikan budaya gotong-royong di desa. Dengan terpeliharanya budaya ini, mudah-mudahan keharmonisan antar warga terus berlanjut dan meningkat,” tuturnya.
Sementara itu, Kades Negara Ratu, Febrina Eka Remalau menyambut baik himbauan dan ide yang diutarakan oleh Ketua Apdesi Kecamatan Sungkai Utara. Menurutnya menjaga tradisi gotong-royong di tengah-tengah masyarakat memang sangat dibutuhkan dan menjadi prioritas untuk digalakkan kembali. Kegiatan positif itu menjadi simbol kerukunan antar warga di lingkungan tiap-tiap penjuru desa.
“Hal positif banyak tercipta dari kerukunan antar warga. Tradisi gotong-royong, rembuk warga, tidak boleh punah dan wajib untuk dilestarikan,” kata dia.
Hal senada dikatakan Kades Ogan Jaya, Andi Fauzan. Dirinya mendukung penuh dan sadar akan dampak yang terlahir dari kerukunan warga, terlebih gorong-gorong merupakan implementasi dari sila ke-empat Pancasila.
“Gotong-royong merupakan upaya mempererat hubungan silaturahmi, dan memupuk rasa persaudaraan, sesuai dengan sila ke-4 Pancasila. Kebersamaan dan kekompakan warga menjadi kunci sukses berkembang dan majunya suatu desa,” tandasnya.
Terpisah, Camat Sungkai Utara, Antoni Effendi mengapresiasi gagasan dan langkah konkret yang akan diusung para Kades yang ada di wilayah kerjanya. Tak hanya tradisi gotong-royong saja, termasuk tradisi sistem kemanan lingkungan (Siskamling) untuk menciptakan suasana Kamtibmas sebagai upaya meningkatkan keamanan di desa.
“Kegiatan positif seperti ini harus kita apresiasi. Tak hanya soal gotong-royong, tradisi ronda (Siskamling) di tiap-tiap dusun pun harus digalakkan kembali untuk menjaga keamanan serta menciptakan Kamtibmas di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat,” pungkasnya.##
Penulis : Rudi Alfian
Editor : Melly
Sumber Berita : Lampung Utara
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.