Namun, integrasi sisi utara Afrika masih terganggu oleh aktor yang memanfaatkan isu Sahara ini.
“Menyelesaikan masalah Sahara tidak diragukan lagi akan mempercepat integrasi tersebut,” kata Teguh.
Di hadapan Komite 4 Majelis Umum PBB, Teguh juga mengatakan, dalam salah satu kunjungan ke Maroko beberapa tahun lalu, dia bertukar pikiran dengan beberapa tokoh pendiri Polisario yang telah kembali ke pangkuan Kerajaan Maroko. Mereka berusaha meyakinkan pihak lain yang masih setia pada kelompok bersenjata Polisario untuk mengambil jalan yang sama dengan jalan yang mereka ambil, yakni kembali ke Maroko.
“Saat ini kita menyadari bahwa usulan otonomi yang ditawarkan Kerajaan Maroko telah didukung oleh banyak negara di dunia sebagai solusi terbaik dan usulan perdamaian yang paling kredibel. Hal ini juga merupakan solusi paling tepat yang dapat diterapkan dalam konteks geopolitik saat ini demi menciptakan perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan,” urai Teguh.
Dia menambahkan, hingga saat ini tidak kurang dari 28 negara telah membuka konsulat di kota-kota utama Sahara Maroko, yang berarti itu adalah pengakuan kuat terhadap kedaulatan Kerajaan Maroko atas Sahara. Di saat bersamaan, satu per satu negara anggota PBB mencabut dukungan mereka pada negara boneka yang dibentuk Polisario dan Aljazair.
Berdasarkan berbagai perkembangan terbaru ini, Teguh pada akhir pernyataannya mengatakan yakin, insya Allah konflik ini akan berakhir segera dengan damai. ##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.















