Ahmad Basarah Ajak Lemhannas Luruskan Sejarah Pancasila di Buku Ajar Sekolah

Rabu, 5 Juli 2023 | 20:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan : Heri Suroyo 

JAKARTA – Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengajak Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia meneliti dan meluruskan sejarah kelahiran Pancasila di buku ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dan bahan pengajaran lembaga pendidikan kedinasan. Lemhannas bisa bekerjasama dengan badan atau lembaga lain yang menaruh perhatian pada geopolitik dan ideologi negara.

‘’Di sejumlah buku ajar sekolah, perguruan tinggi, bahkan di bahan pengajaran kedinasan tertentu, masih ditemukan kerancuan tentang sejarah lahirnya Pancasila. Ada yang menyebut tokoh yang melahirkan Pancasila adalah Bung Karno, ada yang menyebut Mohammad Yamin. Sejarah kelahiran ideologi bangsa harus ditulis secara valid dan seragam,’’ tegas Ahmad Basarah di depan pesarta kursus PPRA LXV dan PPAS XXIV tahun 2023 Lemhannas RI, Rabu (5/7/23).

Menurut Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu, jika Lemhannas RI bersama MPR RI, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta lembaga-lembaga riset di banyak kampus duduk bersama melakukan riset untuk meluruskan sejarah kelahiran Pancasila di semua buku ajar, hasilnya akan sangat bermanfaat buat bangsa dan negara.

‘’Masyarakat Indonesia kini didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z yang sama sekali terputus dari sejarah kemerdekaan masa lalu. Mereka adalah generasi cerdas, kritis, melek internet. Jika disodorkan kepada mereka sejarah yang tidak masuk akal, mereka cenderung mempertanyakan atau menolaknya,’’ tegas Ahmad Basarah.

Baca Juga:  Purnawirawan Polri Kumpul di TMP Kalibata, Ada Dai Bachtiar, BHD, Timur Pradopo, Sutarman, dan Firli Bahuri

Untuk itu, Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengusulkan agar kepada generasi ini didoktrinkan hanya ada satu Pancasila, tidak ada Pancasila 1 Juni, Pancasila 22 Juni, atau Pancasila 18 Agustus 1945. Hanya saja, agar generasi muda bangsa tidak bingung dengan begitu banyak informasi di dunia virtual, kepada mereka harus disodorkan penulisan sejarah yang simpel, enak dibaca, dan masuk akal.

‘’Pertama-tama di buku ajar harus disampaikan sejarah Bung Karno dan para pendiri bangsa lainnya, lalu bagaimana nilai-nilai Pancasila digali dari nilai-nilai luhur yang berkembang di Nusantara. Ini yang saya maksud penyajian fakta-fakta sejarah secara rasional dan membangkitkan kecintaan pada Pancasila,’’ tutur Ahmad Basarah.

Setelah pembaca diharapkan paham tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila digali, barulah Ahmad Basarah mengusulkan tahap kedua agar kepada generasi muda yang kritis itu disodorkan sejarah kelahiran Pancasila secara komprehensif, dimulai dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 di sidang BPUPK, lalu rapat Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945, hingga sidang PPKI pada 18 Agustus 1945.

‘’Hanya dengan menjelaskan sejarah kelahiran Pancasila dengan runtut seperti inilah maka sejarah kelahiran Pancasila akan mudah dimengerti dan jauh dari resistensi generasi muda,’’ tandas Doktor ilmu hukum tata negara lulusan Universitas Diponegoro Semarang itu.

Baca Juga:  Soal Tata Kelola Pemerintahan, Lmpung Selatan Peringkat Ke-2 Versi KPK

Ahmad Basarah mengingatkan, dalam meralat buku ajar sekolah itu, hendaknya pihak-pihak yang terlibat di dalamnya tetap menghormati setiap pelaku sejarah kelahiran Pancasila. Misalnya, selama ini diketahui dalam versi Nugroho Notosusanto bahwa Muhammad Yamin adalah tokoh yang pertama kali mengusulkan Pancasila Pancasila dalam sidang BPUPK tanggal 29 Mei 1945.

‘’Saat sejarah versi Nugroho ini diralat, jangan sampai ketokohan dan peran sejarah Muhammad Yamin terabaikan. Kita harus terus menghormati jasa para pahlawan. Ingat, Pancasila dilahirkan oleh semua pendiri bangsa. Bahwa sumber kelahiranya adalah pidato Bung Karno 1 Juni 1945, itu hanyalah bagian sejarah. Bung Karno dan semua pahlawan itu adalah milik bangsa Indonesia,’’ jelas Ahmad Basarah.

Hadir dalam acara itu Wakil Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah, Sestama Lemahannas RI, Komjen Pol. Rudy Sufahriadi, Deputi Pendidikan Lemahannas RI (Marsda TNI Andi Heru Wahyudi, Deputi Kebangsaan Lemahannas RI Laksda TNI Edi Sucipto, dan Deputi Pengkajian Lemahannas RI, Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni.(*)

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Rabat Beton Asal-Asalan di Lampung Utara, MTM; Pilihannya Cuma, Bongkar dan Bangun Lagi atau Proses Hukum!
Sepekan Munas, Ini Pengurus Pusat JMSI 2025-2030
Skripsi Terbaik Wisuda Periode II Bahas Isu Ketimpangan Sosial
Haru! Rektor Beri Pesan Wisudawan Periode II 2025: “Ilmu Ini untuk Siapa?”
Dandim 0426 Hadiri Acara Penerimaan Warga Baru dan Sertijab di Jajaran Korem 043
Pimpinan Muhammadiyah: Tahun Baru Islam Momentum Perbaikan Spritualitas Ummat
Kadis Lingkungan Hidup Pemprov Lampung Purna Tugas
Danbrigif 4 Mar/BS Hadiri Peringatan HUT Bhayangkara ke-79 di Polda Lampung

Berita Terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 07:17 WIB

Rabat Beton Asal-Asalan di Lampung Utara, MTM; Pilihannya Cuma, Bongkar dan Bangun Lagi atau Proses Hukum!

Selasa, 1 Juli 2025 - 22:12 WIB

Sepekan Munas, Ini Pengurus Pusat JMSI 2025-2030

Selasa, 1 Juli 2025 - 19:13 WIB

Skripsi Terbaik Wisuda Periode II Bahas Isu Ketimpangan Sosial

Selasa, 1 Juli 2025 - 19:10 WIB

Haru! Rektor Beri Pesan Wisudawan Periode II 2025: “Ilmu Ini untuk Siapa?”

Selasa, 1 Juli 2025 - 18:10 WIB

Dandim 0426 Hadiri Acara Penerimaan Warga Baru dan Sertijab di Jajaran Korem 043

Berita Terbaru

#CovidSelesai

Sepekan Munas, Ini Pengurus Pusat JMSI 2025-2030

Selasa, 1 Jul 2025 - 22:12 WIB

#CovidSelesai

Skripsi Terbaik Wisuda Periode II Bahas Isu Ketimpangan Sosial

Selasa, 1 Jul 2025 - 19:13 WIB