
Aksi lainnya adalah dengan menghambat inhibiting alfa amilase and alfa glukosidase yang dapat menghambat pencernaan pati.
Hasilnya, terjadi penurunan kadar gula darah.
Diabetes, sebut dia, juga dapat menyebabkan efek penurunan berat badan karena penurunan produksi insulin. Penurunan produksi insulin menyebabkan glukosa tidak bisa diolah menjadi energi.
“Berdasarkan penelitian tersebut, tempe dapat mengatasi efek negatif tersebut pada tikus penderita diabetes,” tutur dia.
Dia menegaskan, tingginya kandungan isoflavon pada tempe juga dapat menghambat dan menetralkan radikal bebas.
Aktivitas hipoglikemik pada tempe tradisional semangit dan bosok juga memberikan hasil yang menarik pada tikus penderita diabetes.
Oleh karena itu, tempe ini memiliki prospektif bagus untuk menekan kadar gula darah tanpa mengonsumsi obat antidiabetes.
“Artinya, diet pada penderita diabetes dengan mengonsumsi tempe sangatlah baik dan disarankan. Peningkatan fungsi sel beta pankreas dapat ditingkatkan dengan produksi insulin dan penyerapan glukosa dalam sel dan kadar gula darah rendah. Hal ini dapat diupayakan dengan mengonsumsi tempe tradisional maupun olahannya,” tukas dia. ##
sumber: kompas.com
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.