Saksi Terbaik

Senin, 26 Agustus 2024 - 13:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Teguh Santosa

SETELAH Boeing 737-800 yang dioperasikan Shandong Airlines SC2154 dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng mendarat mulus di Bandara Internasional Xiamen, saya buru-buru ke imigrasi dan mengambil bagasi.

SC2154 mendarat di Terminal 3, sementara pesawat yang akan membawa saya ke Chongqing, Hainan Airlines HU7412, akan terbang dari Terminal 4.

Tadi malam rute penerbangan saya dari Jakarta ke Chongqing via Hong Kong dengan Cathay Pacific mengalami perubahan benar-benar di menit terakhir.

Tanpa disengaja, ada miskomunikasi, katanya, tiket yang saya pegang sudah dibatalkan. Untunglah teman-teman di Chongqing masih terjaga untuk memantau perjalanan saya. Dengan sat-set mereka menemukan penerbangan baru tadi malam juga. Saya sudah menawarkan agar penerbangan saya ditunda satu hari. Tapi mereka, selain meminta maaf atas miskom itu, juga bersikeras agar saya tiba sesuai jadwal.

“Anda terlalu penting untuk melewatkan kegiatan hari pertama,” ujar teman di seberang sana yang saya kira sekadar menggoda. Ini pernyataan maaf versi yang lain. Kami bicara lewat voice call WeChat.

Saat saya menuliskan cerita ringan ini, semuanya sudah set. Saya sudah check in dan sekarang sedang mengambil nafas sebentar menunggu penerbangan selanjutnya sekitar 2 jam lagi.

Baca Juga:  Pj Gubernur Serahkan Tali Asih ASN Pemprov Lampung yang Purnabakti

Ini kali kedua saya singgah di bandara Xiamen. Pengalaman pertama tahun 2015, dalam perjalanan dari Jakarta ke Beijing dengan Xiamen Airlines. Tak banyak yang saya ingat tentang bandara ini karena penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan ke Beijing hanya transit sekitar 30 menit.

Sementara pagi ini saya berkesempatan untuk sedikit mengeksplorasi bandara setelah keluar dari pemeriksaan imigrasi dan mengambil bagasi.

Seperti di hampir semua bandara yang saya singgahi, Bandara Internasional Xiamen ini pun tidak sekadar hub transportasi. Ia juga platform yang digunakan untuk mempertontonkan budaya dan sejarah lokal.

Di salah satu sisi di lantai keberangkatan dipamerkan suasana Xiamen di awal-awal pembukaannya sebagai kota pelabuhan tahun 1843 yang memperlihatkan pertemuan tradisi masyarakat setempat saat itu dengan budaya Barat (Eropa) yang mendatangi mereka.

“Sejarah selalu merupakan saksi terbaik peradaban. Adalah sejarah yang membuat Xiamen humanistik,” begitu antara lain tertulis di plakat di pojok display.

Secara administratif, Xiamen adalah kota sub-provinsial dari Fujian, yang berbatasan dengan Zhangzhou di baratlaut dan Quangzhou di utara. Xiamen yang kini dibagi ke dalam enam distrik, Huli, Siming, Jimei, Tong’an, Haicang, dan Xiang’an, meliputi wilayah seluas 1.700 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 5,1 juta jiwa.

Baca Juga:  Kasus Penembakan Rahimandani Dibawa JMSI ke Forum Internasional

Aslinya, Xiamen adalah sebuah pulau yang dalam dialek Hokian disebut Pulau Amoy. Luasnya hanya sekitar 155 kilometer persegi. Ia terletak persis di Selat Taiwan dan hanya berjarak beberapa kilometer dari Pulau Kinmen Kecil yang dikuasai Republik China atau Taiwan.

Pamor Xiamen semakin moncer sebagai hub internasional setelah di era 1980an pemimpin tertinggi RRC saat itu, Deng Xiaoping, memperkenalkan kebijakan reformasi dan keterbukaan atau gaige kaifang.

Model kebijakan Deng Xiaoping yang didasarkan pada sosialisme dengan karakter China inilah yang menjadi pondasi dari kebijakan pemerintahan China selanjutnya, termasuk tentu saja di era Xi Jinping kini.

Penulis merupakan Ketua Umum JMSI


Penulis : Teguh Santosa


Editor : Rudi Alfian


Sumber Berita : JMSI

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Gelar Silaturahmi, Relawan Jabat RMD Ajak Anggotanya Solid Menangkan RMD-Jihan
Menjunjung Sisi Humanis, Kejati Lampung Setujui 3 Pengajuan Restorative Justice
Proyek BBWS Peningkatan Way Sekampung Rp 93 M Lebih Disinyalir Merugikan Negara!
Kapolres Lampung Timur Lepas Tim Pocil untuk Lomba Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-69
BPJPH Raih Internasional GIFA Championship Award 2024 atas Layanan Sertifikasi Halal
Wempy: Tak Ada Kasus KTD di SMA Kebangsaan
Jaga Kamtibmas, Sat Samapta Polres Lampung Utara Gelar Patroli
Terbukti Salahgunakan Izin Tinggal, Dua WNA Asal Brazil Diamankan di Pesisir Barat

Berita Terkait

Kamis, 19 September 2024 - 01:23 WIB

Gelar Silaturahmi, Relawan Jabat RMD Ajak Anggotanya Solid Menangkan RMD-Jihan

Rabu, 18 September 2024 - 13:28 WIB

GRANAT Lampung Sosialisasi P4GN di STKIP PGRI Bandar Lampung.

Rabu, 18 September 2024 - 13:15 WIB

Menjunjung Sisi Humanis, Kejati Lampung Setujui 3 Pengajuan Restorative Justice

Rabu, 18 September 2024 - 12:41 WIB

Proyek BBWS Peningkatan Way Sekampung Rp 93 M Lebih Disinyalir Merugikan Negara!

Rabu, 18 September 2024 - 10:22 WIB

BPJPH Raih Internasional GIFA Championship Award 2024 atas Layanan Sertifikasi Halal

Rabu, 18 September 2024 - 05:40 WIB

Wempy: Tak Ada Kasus KTD di SMA Kebangsaan

Rabu, 18 September 2024 - 00:17 WIB

Jaga Kamtibmas, Sat Samapta Polres Lampung Utara Gelar Patroli

Rabu, 18 September 2024 - 00:08 WIB

Terbukti Salahgunakan Izin Tinggal, Dua WNA Asal Brazil Diamankan di Pesisir Barat

Berita Terbaru