Sabam Sirait: Berpolitik Panggilan Hidup

Kamis, 24 Maret 2022 - 20:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan : Heri Suroyo

JAKARTA – Siapa yang tak kenal Sabam Sirait, tokoh nasional yang berdiri tegak melawan rezim orde baru. Seluruh rekam jejak kehidupan Sabam terekam dalam buku ‘Sabam Sirait: Berpolitik Bersama 7 Presiden’.

Membedah sosok Sabam, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Andreas Pareira mengatakan ia melihat sosok Sabam mirip dengan petuah dari sosiolog terkemuka Max Weber.

“Nasihat Max Weber ini sangat populer sangat terkenal dan banyak dipakai atau jadi pegangan mahasiswa politik di Eropa, politik sebagai panggilan, politik sebagai profesi. Kuliahnya ini, Max Weber menjelaskan tentang orang yang memahami politik sebagai panggilan hidupnya, politik sebagai pekerjaan utama dia dan politik sebagai pekerjaan sampingan, ini yang membedakan politisi itu,” kata Andreas di Media Centre DPR RI dalam diskusi bertajuk ‘Kebebasan Pers dan Relevansinya Kini,” Kamis (24/3).

Yang membedakannya, lanjut Andreas, adalah perilakunya. Sementara politik yang politisi memahami politik sebagai profesinya dia berjalan dengan substansi dan etika dan keyakinannya, itu muncul di dalam sikapnya. “Sehingga kalau kita melihat Pak Sabam, kalau kita memperhatikan perjalanan bapak Sabam, itu dia lakukan selama perjalanan hidupnya dengan keyakinan itu ,” urai Andreas.

Baca Juga:  DPR Dorong Kajian Mendalam untuk Perumusan Regulasi Industri Hasil Tembakau

Ia lalu menceritakan pengalaman PAW DPR RI bersama Sabam di Tahun 2005 ia mengenang nasihat Sabam ‘Jangan belajar jadi pemimpin tetapi belajar lah menjadi Pengikut’. Menurut Andreas nasihat ini sangat bermakna. “Beberapa pengalaman bertemu dengan bapak Sabam ini luar biasa, saya melihat bapak Sabam orang yang memahami benar dirinya, hidupnya dengan politik sebagai panggilan hidup dia,” beber Andreas.

Sementara itu, Jurnalis senior Kompas Joseph Osdar melihat sosok Sabam Surait adalah pribadi yang berani, bertaruh dengan resiko. Hal ini bisa dilihat dari gaya Sabam menyampaikan interupsi dalam sidang Umum MPR tahun 1993.

“Jadi saya katakan bukan hanya Bung Sabam berani tetapi dikatakan wah PDI berani sekali. Pada saat itu demokrasi yang Bung Sabam kumandangkan bukan yang dia katakan tetaipi actionnya itu dan itu cukup beresiko bagi saya, apalagi pada saat itu saya di istana,” ujar Joseph.

Senada dengan Josep, narasumber lainnya CEO Tempo Bambang Harymurti juga memiliki ingatan historis dengan sosok Sabam, yaitu saat kebebasan pers dikekang. “Karena perannya beliau dalam kebebasan Pers dan Demokrasi itu pada waktu itu disaat pemberedelan tempo, detik dan editor dan pada saat itu ketika AJI didirikan membuat protes disampaikan ke DPR dan yang hanya berani menerima adalah bapak Sabam Sirait sebgai anggota Komisi I, pada saat itu mahal sekali dan itu luar biasa,” ujar Bambang.

Baca Juga:  Jelang Pilkada Mesuji, Afriadi Himbau Masyarakat Antisipasi Berita Hoax

Jika sisi politik sudah dijabarkan narasumber lainnya, Jurnalis Senior DPR Andoes Simbolon melihat Sabam dari sisi lain. Terlepas dari jiwa politik sosial dan aktivisme yang tinggi dalam pribadi Sabam, Andoes melihat sosok Sabam tak hanya tokoh nasional tetapi figur yang tak lupa dengan adat istiadat. “Jadi, kebetulan marga saya Simbolon, beliau hormat dan memanggil saya Lae dan terkadang Hula-Hula sambil memperlihatkan ibu jarinya selayaknya orang Jawa,” kenang Andoes.

Buku ‘Sabam Sirait: Berpolitik Bersama 7 Presiden’ memiliki 254 halaman, dalam diskusi publik itu buku ratusan Buku Sabam juga dibagikan kepada ara jurnalis yang hadir. ##

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Wartawan Korea Selatan Semakin Sadari Arti Penting Indonesia
Jelang Peresmian Sekretariat dan Lapangan Tembak, Pengurus Perbakin Mesuji Sowan ke Provinsi
Kasus BPKAD Tuba, Tim DMPK akan Lapor ke Kajati, Isu Pembelian Properti Miliaran Milik Mantan Wagub
Samsudin Didampingi Maidawati Resmikan Gedung Baru Pos Kesehatan dan Panen Melon Hasil Budi Daya KWT di Tanggamus
Sipentas Pemberkasan Lingkup Izin Sayang Dampak Rindu Ciptakan Usaha ‘Sehat’ Bagi Pemrakarsa
Nekat Lanjutkan Pembangunan Pabrik Tapioka, PT Sinar Baturusa Prima Diduga Tak Kantongi Dokumen AMDAL dan PBG
Pj Gubernur Lampung Galakkan Penanggulangan Stunting di Tanggamus
Pj Gubernur Dukung Upaya Pemkab Pringsewu Tingkatkan Pendapatan Daerah Lewat Pengembangan UMKM di Rest Area

Berita Terkait

Minggu, 6 Oktober 2024 - 18:13 WIB

Wartawan Korea Selatan Semakin Sadari Arti Penting Indonesia

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 12:45 WIB

Jelang Peresmian Sekretariat dan Lapangan Tembak, Pengurus Perbakin Mesuji Sowan ke Provinsi

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 11:50 WIB

Kasus BPKAD Tuba, Tim DMPK akan Lapor ke Kajati, Isu Pembelian Properti Miliaran Milik Mantan Wagub

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 06:58 WIB

Samsudin Didampingi Maidawati Resmikan Gedung Baru Pos Kesehatan dan Panen Melon Hasil Budi Daya KWT di Tanggamus

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 01:18 WIB

Sipentas Pemberkasan Lingkup Izin Sayang Dampak Rindu Ciptakan Usaha ‘Sehat’ Bagi Pemrakarsa

Jumat, 4 Oktober 2024 - 23:14 WIB

Pj Gubernur Lampung Galakkan Penanggulangan Stunting di Tanggamus

Jumat, 4 Oktober 2024 - 14:04 WIB

Pj Gubernur Dukung Upaya Pemkab Pringsewu Tingkatkan Pendapatan Daerah Lewat Pengembangan UMKM di Rest Area

Jumat, 4 Oktober 2024 - 13:50 WIB

JMSI Provinsi Lampung Kembali Berbagi Untuk Warga Sekitar

Berita Terbaru

#CovidSelesai

Wartawan Korea Selatan Semakin Sadari Arti Penting Indonesia

Minggu, 6 Okt 2024 - 18:13 WIB