Laporan : Heri Suroyo
JATIM – Ratusan relawan Pejuang Puan Maharani Jawa Timur (Jatim) bersama masyarakat memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77 dengan mengikuti pawai budaya atau karnaval di Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.
Kegiatan yang dihelat pada Selasa 23 Agustus 2022 itu diinisiasi Relawan Pejuang Puan Maharani bersama Karang Taruna Desa Sidodowo dan Relawan Puan Maharani.
“Karnaval ini bertema Keberagaman Budaya. Kami berharap dengan tema tersebut, kita semakin bangga dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia,” ujar Rizal Husain, Relawan Pejuang Puan Maharani Jatim yang mengikuti karnaval tersebut.
Melalui kegiatan tersebut juga, lanjut Rizal, para relawan sekaligus memperkenalkan sosok Puan Maharani kepada masyarakat.
“Kami mengajak masyarakat untuk lebih dekat lagi mengenal sosok mba Puan, sehingga mereka paham apa dan siapa mba Puan,” katanya.
Sedikitnya, masyarakat dari 10 dusun di Desa Sidodowo memeriahkan karnaval tersebut. Para peserta terlihat ceria dan bersemangat serta menikmati meski di tengah terik matahari.
“Kami sangat senang sekali bisa mengikuti kegiatan ini, karena selain memperingati HUT Kemerdekaan RI, juga turut melestarikan kebudayaan di Kabupaten Lamongan. Tentu sudah menjadi tugas dan kewajiban kami selaku generasi muda untuk menjaga, merawat dan melestarikan keberagaman budaya kita,,” terang Angga, warga Desa Sidodowo yang ikut memeriahkan karnaval.
Terpisah Koordinator Relawan Puan Jatim, Chusnul Wafiq melalui sambungan telepon mengatakan, agenda ini adalah bentuk kreatifitas barisan pendukung mbak Puan di Jatim, yang dilakukan guna menciptakan suasana politik yang menyenangkan dan menyatukan semua lapisan masyarakat.
“Relawan Puan Maharani Jatim rutin menggelar acara bertema nasionalisme dan gotong royong untuk menggugah masyarakat. Terkhusus kita memperkenalkan mbak Puan kepada masyarakat Jawa Timur guna berperan aktif dan mendukung Puan Maharani dalam menyongsong Pemilihan Presiden 2024,” ucapnya.
Chusnul menambahkan, momen HUT RI Ke-77 ini harus dijadikan semangat persatuan dan gotong royong antar masyarakat untuk menyongsong presiden baru.
“Jangan sampai karena terjadi ketegangan atau persaingan antar kubu politik, lalu terjadi perpecahan, karena esensi dari kontestasi politik itu adalah pesta rakyat, maka rakyat harus bahagia pada momen lima tahunan ini, terutama bahagia menyambut mba Puan sebagai Presiden,” pungkasnya. ##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.