BANDAR LAMPUNG – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin, Ph.D., memberikan apresiasi tinggi terhadap sikap negarawan dan kebijaksanaan yang ditunjukkan oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH, Nasaruddin Umar, MA, dalam merespons aksi unjuk rasa yang terjadi beberapa waktu lalu. Menteri Agama dengan lapang dada memilih untuk memaafkan para pendemo yang sebelumnya menyampaikan aspirasi dengan cara yang cukup keras dan menggunakan data hoax untuk bahan unjuk rasa.
Menurut Prof. Wan Jamaluddin, sikap ini mencerminkan nilai kepemimpinan yang bijaksana serta semangat persatuan dan harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Keputusan beliau untuk memaafkan para demonstran menunjukkan keteladanan seorang pemimpin yang mengedepankan dialog dan persaudaraan. Ini adalah contoh nyata bagaimana nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin diterapkan dalam kehidupan bernegara,” ujar Prof. Wan Jamaluddin di Bandar Lampung, Minggu (30/3/2025).
Prof Menteri Agama memaafkan Para pendemo yang melancarkan aksinya tidak berdasarkan data akurat. Hal itu terjadi ketika mereka menyampaikan permohonan maaf secara langsung. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (27/03/2025), para pengunjukr asa mengakui bahwa aksi yang dilakukan tidak memiliki dasar yang kuat serta penuh dengan informasi hoax.
Prof Wan menambahkan, sikap Menteri Agama ini dapat menjadi inspirasi bagi semua pihak dalam menyikapi perbedaan pendapat secara lebih dewasa dan konstruktif. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, akademisi, dan tokoh agama, untuk selalu mengutamakan musyawarah dan komunikasi dalam menyampaikan aspirasi dan tidak menggunakan data yang tidak sesuai dengan fakta sebagai bahan untuk berdemonstrasi.
“Indonesia memang Negara demokrasi, tapi dalam menyampaikan pendapat tidak boleh menggunakan data yang tidak benar. Terlebih Prof Menteri merupakan ulama, umaro dan intelektual yang sangat santun. Tidak ada kontroversi dalam diri beliau. Kejadian ini harus menjadi evaluasi agar lebih disiplin melakukan verifikasi terhadap setiap informasi agar tidak menjadi fitnah,” ujar alumni Rusia tersebut.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa dilakukan oleh sekelompok massa yang menyuarakan berbagai tuntutan terhadap kebijakan Kementerian Agama. Syahril, salah satu koordinator aksi, mengungkapkan penyesalannya setelah mengetahui fakta yang sebenarnya. “Kami merasa sangat bersalah atas apa yang kami lakukan, kami akui apa yang kami lakukan tidak mendasar dan tidak banar, semoga dengan kebesaran hati dan jiwa keteladanan Pak Menteri bisa memaafkan kami,” ujarnya.
Tidak hanya Syahril, koordinator aksi lainnya yang turut serta dalam demonstrasi mengenai dugaan rangkap jabatan Menag juga menyatakan hal serupa. Ia menyesali keterlibatan dalam aksi yang bertujuan mendiskreditkan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, tanpa memahami fakta yang sesungguhnya.
Menanggapi permohonan maaf tersebut, Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, dengan bijaksana menerima mereka dan menekankan pentingnya mencari informasi yang benar sebelum menyebarkan tuduhan. Ia juga menyayangkan adanya pihak yang diduga memiliki kepentingan tertentu di balik aksi tersebut. “Saya tidak tau siapa dibalik ini semua. Demonstrasi tidak mendasar serta sebaran foto dan video saya dengan narasi yang begitu penuh dendam, yang pasti amanah yang saat ini kami emban merupakan amanah dari Presiden tanpa meminta. Begitupun dengan keberadaan kami selaku imam mesjid Istiqlal, hal ini merupakan permintaan Presiden agar kami tetap menjadi imam besar. Semoga semua mendapat hidayah,” ujar Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA.###
Penulis : Anis
Editor : Ahmad Novriwan
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.