Jaga Inflasi
Sementara itu, Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Berly Martawardaya mengatakan, indonesia tidak akan masuk resesi. Namun, akan sulit untuk mempertahankan target pertumbuhan ekonomi diatas 5%.
“Agak berat, katakan trend positif tetapi agak sulit dipertahankan,tetapi bukan resesi ya, saya tidak bilang resesi, untuk diatas 5 lagi akan sulit. Belum kita bicara kemiskinan karena kalau bicara inflasi, biasanya meningkatkan kemiskinan,” kata Berly, Senin (19/9).
Konflik geo politik antara Ukraina-Rusia diperkirakan akan terus memanas, sehingga memberi ketidakpastian akan harga energi. “Geo politik ketidakpastian akan meningkat sehingga harga-harga dan Inflasi dorongan akan makin tinggi dalam enam bulan kedepan, trennya meningkat,“ sebut Berly.
Kemudian dampak dari harga kenaikan BBM akan terasa belakangan, mempengaruhi inflasi. “Karena historikal, kenaikan bbm biasanya inflasi tambahan on top antara 2-3%. Challenge pemerintah di lower end jangan deket tiga atau lebih dari tiga persen inflasinya. Khususnya transportasi dan sembako bisa enggan ditekan,“ ungkap pria yang juga dosen di Departemen Ilmu Ekonomi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI ini.
Tugas besar pemerintah adalah menjaga harga kebutuhan pokok dan juga transportasi. Kalau inflasi tinggi, maka Bank Indonesia harus ikut menaikkan suku bunga.
“Karena kalau Inflasi tinggi nilai rupiah secara real turun, kalau selisih terlalu jauh dengan dollar atau euro kita ada capital outflow rupiah bakal melemah, BI akan terpaksa untuk menaikkan suku bunga,” jelas Berly.
Salah satu penopang perekonomian indonesia adalah ekspor. Namun pendapatan negara dari perdagangan pasti akan berkurang jika negara adidaya mengalami perlambatan.
“Kita lihat tahun ini, sumber pertumbuhan yang besar adalah ekspor, jadi kalau daya beli barat berkurang, maka ekspor berkurang dan pertumbuhan kita bisa terpengaruh,“ kata Berly. ##
1 2
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2