Pemerintah Harus Mendorong Investasi Masuk ke Daerah

Jumat, 3 Maret 2023 | 21:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan : Heri Suroyo

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perekonomian Indonesia tumbuh impresif di angka 5,3% persen pada tahun 2022 berkat konsumsi yang kuat serta ekspor dan investasi yang berjalan baik.

Selain ekonomi yang tumbuh positif di tengah tantangan global, Indonesia juga menjadi mesin ekonomi utama di Asia Tenggara yang melingkupi 40% populasi Asia Tenggara dan 35% dari PDB Asia Tenggara.

“Akses ke Indonesia berarti masuk di salah satu kawasan paling stabil secara politik dan ekonomi di dunia. Investor harus mempertimbangkan Indonesia sebagai pasar, basis produksi, dan pusat ekspor,” tegas Menko Airlangga Hartarto secara virtual dalam pertemuan Round Table Discussion: Indonesia & Australia Trade and Investment Initiative yang diselenggarakan oleh BDO Indonesia.

Direktur IDEAS (Indonesia Development and Islamic Studies) Yusuf Wibisono mengatakan, agenda menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di masa resesi global ini, sebaiknya difokuskan pada tiga hal. Yaitu perekonomian daerah, insentif pada sektor informal yang menjadi penyelamat saat masa krisis dan menjaga inflasi pangan.

Investasi harus didorong untuk lebih ke daerah, mengembangkan sektor yang lesu karena pandemi maupun menopang perekonomian. Adapun tiga sektor yang terdampak pelemahan ekonomi dunia adalah komoditas, industri manufaktur dan pariwisata.

“Strategi terbaik yang dapat didorong untuk menjaga momentum pertumbuhan daerah di masa resesi global adalah dengan mengarahkan investasi publik yang optimal di sektor-sektor tersebut, dengan diiringi dukungan regulasi dan kelembagaan yang optimal,” kata Yusuf, Jumat (3/3).

Baca Juga:  Jaksa Menyapa, Kejari Way Kanan Dialog Tata Kelola Barang Bukti

Kemudian, pemerintah diminta menjaga inflasi pangan. “Menjaga daya beli rakyat dengan mengintensifkan Bansos dan juga menjaga inflasi, terutama inflasi pangan. Fokus menekan inflasi pangan menjadi krusial karena harga pangan cenderung fluktuatif, sangat mudah melonjak ketika terjadi gangguan dalam produksi atau rantai pasok,” jelas Yusuf.

Mengintensifkan Bansos untuk menjaga daya beli masyarakat menjadi penting, terutama untuk akses rakyat ke pangan.

Inflasi pangan yang tinggi akan memberi pukulan besar bagi daya beli masyarakat terutama kelas menengah-bawah dimana pangan merupakan komponen terbesar pengeluaran mereka. Jika inflasi pangan tidak bisa dikendalikan, maka ke depan angka kemiskinan dipastikan akan melonjak.

“Agenda menekan inflasi pangan yang terpenting adalah mengamankan produksi pangan domestik, terutama dengan menjamin ketersediaan dan stabilitas harga input pertanian di tingkat petani, terutama benih, pupuk dan pengairan,“ ungkap Yusuf.

Perhatian utama harus diberikan kepada komoditas pangan utama seperti beras, kedelai, jagung, daging ayam, telur ayam, gula dan minyak goreng. “Mengamankan produksi domestik krusial karena surplus pangan kita tipis,” tandas Yusuf.

Lebih Berat

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyoroti kondisi ekonomi Indonesia pada 2023 akan cukup berat mengulang kesuksesan pada tahun sebelumnya.

Menurutnya, kondisi ekonomi Indonesia tahun lalu banyak didorong oleh harga komoditas yang melambung tinggi. Karena sektor konsumsi rumah tangga dan investasi belum mampu pulih seperti saat sebelum pandemi, meski cenderung menguat.

Baca Juga:  17 Kafilah Lampung Siap Tampil Terbaik di STQH Nasional XXVIII di Sulteng

“Lalu kenapa bisa 5,3%? Itu banyak ditolong oleh kondisi eksternal. Harga komoditas yang membuat net surplus kita sangat besar, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lebih dari 5%,” ujarnya.

Menurut Mohammad Faisal, Indonesia lebih harus bekerja keras untuk menyamai angka pertumbuhan ekonomi pada 2022. Hal itu disebabkan kondisi eksternal yang masih belum stabil. Beberapa negara besar mitra dagang Indonesia seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa masih belum sepenuhnya bangkit dari keterpurukan ekonomi. Hal itu sangat berpengaruh pada penurunan faktor permintaan (demand).

“Karena faktor penentunya adalah kondisi eksternal yang justru pada tahun ini mengalami tekanan dari sisi demand, terutama di negara-negara yang menjadi mitra utama, yang juga ekonomi terbesar yang mempengaruhi negara-negara emerging market seperti Indonesia, Amerika, dan Uni Eropa yang mengalami penurunan demand. Artinya ekspor (Indonesia) akan berkurang,” tambahnya.

Kendati demikian, Indonesia masih bisa berharap pada harga komoditas di pasar global. Meski sudah melewati masa puncak, harga komoditas diprediksi relatif lebih tinggi dibanding saat pra-pandemi.

“Itu membuat net ekspor kita tetap cukup besar pada tahun ini. Tetap surplus. Dan, itu akan membantu pertumbuhan ekonomi pada 2023,” pungkasnya. ##

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Agnesia Bulan Marindo Ajak Pengurus LASQI Bersinergi Majukan Seni Qasidah di Bumi Ruwa Jurai
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lampung Melalui Konektivitas UMKM
Pendapatan Sewa Alat Berat Lampung Utara Masih Jauh dari Target, Banyak Unit Rusak
Slamet Riadi, S.Sos., M.M.. Pendapatan Pajak Alat Berat Diprediksi Naik 200%
Tak Ada Tanda Kekerasan, Ini Alasan Orang Tua Rantai Anaknya di Mesuji
Wagub Jihan Kunjungi Bocah yang Dirantai Ibu Kandungnya Sendiri di Mesuji
Dana Rp 8,45 Miliar Terselamatkan! Pengurus dan Pengawas P3SRS Plaza Asia Jadi Teladan
Kuliah Umum di UIN Raden Intan Dorong Kolaborasi Promosi Pariwisata Halal Berbasis Dakwah dan Kearifan Lokal

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16:47 WIB

Agnesia Bulan Marindo Ajak Pengurus LASQI Bersinergi Majukan Seni Qasidah di Bumi Ruwa Jurai

Selasa, 21 Oktober 2025 - 14:24 WIB

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lampung Melalui Konektivitas UMKM

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:57 WIB

Pendapatan Sewa Alat Berat Lampung Utara Masih Jauh dari Target, Banyak Unit Rusak

Selasa, 21 Oktober 2025 - 07:25 WIB

Slamet Riadi, S.Sos., M.M.. Pendapatan Pajak Alat Berat Diprediksi Naik 200%

Selasa, 21 Oktober 2025 - 05:11 WIB

Tak Ada Tanda Kekerasan, Ini Alasan Orang Tua Rantai Anaknya di Mesuji

Berita Terbaru

#indonesiaswasembada

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lampung Melalui Konektivitas UMKM

Selasa, 21 Okt 2025 - 14:24 WIB