Laporan: Rudi Alfian
LAMPUNG UTARA – Viralnya insiden Operasi Pasar yang diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara mendapatkan sorotan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satunya datang dari Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten setempat.
Ketua PDPM Lampura, Zuheri, mengapresiasi langkah konkrit yang diambil pihak Disdag Lampura dalam upaya menekan harga minyak goreng dipasaran.
Namun dalam pelaksanaan dilapangan, dirinya sangat menyayangkan atas insiden ricuhnya pembagian jatah minyak goreng murah dan dugaan pelanggaran protokol kesehatan.
“Langkahnya sudah betul, kami apresiasi itu. Tapi kenapa masih kecolongan dilapangan, sampai ricuh begitu. Kemana panitia dan Satgasus Covid-19 Kabupaten Lampura? Sangat jelas ada pelanggaran Prokes disana,” kata Zuheri, kepada lintaslampung.com saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Senin, (21/02) malam.
Menurutnya insiden tersebut merupakan kelalaian kedua belah pihak, baik pihak Disdag, maupun Tim Satgasus Covid-19 Kabupaten.
Bukan tanpa alasan, dapat dilihat dilapangan apa yang terjadi. Timbulnya kerumunan tersebut merupakan dampak dari pesan berantai melalui Medsos maupun pesan Whatsapp yang dianggap menjadi pemicu masalah.
“Sejak hari Minggu pesan pemberitahuan operasi pasar itu sudah berseliweran. Dengan jumlah barang yang dibatasi, membuat warga rela antre demi mendapatkan minyak goreng dengan harga HET Rp14 ribu per liter. Nah dari sinilah pelanggaran Prokes itu terjadi, harusnya Disdag dan Tim Satgasus Kabupaten peka akan hal ini, buka ruang komunikasi dan koordinasi dalam mengantisipasi insiden yang terjadi dilapangan,” beber Bang Zuhe, sapaan akrab Ketum PDPM Lampura.
Atas insiden tersebut, Pihaknya berharap tidak terulang lagi pada Operasi Pasar yang akan diselenggarakan kembali dalam waktu dekat ini.
Pihak terkait diminta untuk belajar dari pengalaman, serta mempersiapkan matang-matang sebelum kegiatan dalam bentuk apapun digelar. (*)
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.