Pada bagian lain, Nunik mengajak peran serta semua pihak untuk memberikan perhatian yang bukan hanya cukup, tetapi lebih dan penuh untuk penanganan stunting di Provinsi Lampung. Menurutnya, permasalahan stunting ini sangat berpengaruh bagi pembangunan masa depan Indonesia.
“Permasalahan stunting memang harus ditangani secara serius karena stunting bukan hanya tentang masalah gagal tumbuh secara fisik namun masa depan seorang anak karena stunting mengindikasikan kemampuan kognitifnya,” ujar Nunik.
Nunik mengambil contoh, bila nyaris 24% anak Indonesia terkena stunting, maka 24% kekuatan pembangunan Indonesia di masa depan terancam hilang. Karena anak yang terkena stunting, memiliki kemungkinan tidak mampu dengan maksimal tumbuh dan berkemampuan dengan baik.
“Kita harus bergerak bersama jangan sampai ada satu persen pun yang dapat menggangu pembangunan masa depan Indonesia,” katanya.
Menurut Nunik, kerugian ekonomi bagi negara yang ditimbulkan oleh stunting juga merupakan masalah serius. Sekitar 2-3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) hilang per tahun akibat stunting.
“Masa depan kita adalah masa depan anak-anak yang hari ini kita penuhi haknya. Kalau kita tidak berhasil memberikan mereka bekal yang cukup untuk memiliki masa depan cerah, berarti masa depan kita juga terancam,” ujarnya.
Hadir pada acara ini, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Ni Gusti Putu Meiridha dan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Lampung Fedriyansyah.##
1 2
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2