LAMPUNG UTARA – Aksi pengecoran BBM subsidi jenis Pertalite yang diduga difasilitasi oleh SPBU 24.345.101 Prokimal rupanya bukan kali pertama terjadi. Meski sempat dijawab tak pernah lakukan penjualan ‘ilegal’ oleh pemilik, berikut penuturan orang sekitar SPBU.
Ketua Karang Taruna Desa Madukoro Kecamatan Kotabumi Utara, Endri Yudi mengatakan aktifitas pengecoran di SPBU Prokimal yang masuk di wilayah RT 03 Dusun 05 Manggris Desa Madukoro sudah berlangsung sejak lama.
Bahkan aktifitas pengecoran itu sampai terjadi peristiwa penangkapan oknum pengecor pada pagi hari oleh pihak kepolisian.
Ia mengaku memiliki bukti-bukti aktifitas pengecoran yang dilakukan oleh oknum pengendara motor dengan tanki modifikasi yang jumlahnya mencapai puluhan.
Modusnya, oknum tersebut ikut antre bersama konsumen lainnya. Alhasil, selalu terjadi kemacetan panjang pada antrean kendaraan.
“Ramai-ramai mereka antri di SPBU itu. Kami yang ingin mengisi BBM menjadi terganggu karena setiap mereka ngecor bisa lama sekali. Saya ada bukti-bukti aktifitas pengecoran itu, sempat saya videokan,” ungkap Yudi sapaan karibnya, Selasa, 11 Februari 2025.
Masih kata dia, sebelum gencarnya sweeping pengecoran oleh pihak kepolisian, pihak desa dan kelompok pemuda diberikan jatah kuota pembelian BBM bersubsidi sebanyak 4 jerigen untuk kegiatan di desa. Namun, semenjak ada larangan keras pengecoran BBM bersubsidi, kini tak ada lagi jatah pembelian menggunakan jerigen.
“Sekarang sudah tidak bisa lagi. Tapi kalau yang ngecor pakai tanki modifikasi masih bebas. Bahkan bisa berkali-kali ngisi pertalite di SPBU Prokimal itu,” jelas dia.
Berdasarkan informasi yang Ia peroleh, oknum pengecor BBM bersubsidi ini memberikan uang Mel hingga Rp5 ribu rupiah pada pengisian pertalite yang kedua kalinya.
“Kalau motor itu dibawah Rp5 ribu ngasihnya, tapi kalau mobil ngisi dua kali bayarnya sampai Rp5 ribu ke petugas. Diakali dengan mengganti barcode,” beber Yudi.
Sementara itu, keluhan lainnya berdatangan dari para warganet dalam postingan di medsos. Akun Rieel Lpg mengaku harus antre hingga 10 meter yang terpaksa harus mengalah pada oknum pengecor di lokasi.
“Ini mah udah lama sampai yang konsumen umum gak pernah kebagian. Kalau pun ada harus antri 10 meter ngalah sama motor tunder yg tanki nya besar-besar,” tulisnya.##
Penulis : Rudi Alfian
Editor : Anis
Sumber Berita : Lampung Utara
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.