Ketahanan Ekonomi Indonesia Jadi Daya Tarik Bagi Investor

Kamis, 1 Desember 2022 | 21:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Eko Listiyanto

Eko Listiyanto

Laporan : Heri Suroyo

JAKARTA – Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkapkan Indonesia sebenarnya bisa memanfaatkan kondisi ketahanan ekonomi dalam negeri untuk menarik hati para investor.

“Memang banyak keluhan investor bukan di nasional, tapi pada saat urus izin di daerah. Sebetulnya kalau memikat hati investor atau membuat mereka tertarik untuk tetap menginvestasikan dana di Indonesia. Ya kita harus ‘agak pandai’ bagaimana menjadikan aspek minimnya risiko resesi untuk Indonesia menjadi jualan,” tegas Eko, Kamis (1/12).

Berbagai indikator makro menunjukkan ketahanan kondisi ekonomi Indonesia, bahkan lembaga internasional juga memprediksi perekomonian Indonesia masih mampu tumbuh di tahun depan dengan tingkat inflasi yang masih dalam level moderat. Padahal banyak negara besar yang menggalami gejolak ekonomi, seperti Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.

“Itu diolah saja menjadi bahasa positif untuk menggaet investor. Karena kalau mereka tunggu Eropa pulih mungkin situasinya akan sangat bergantung dari Rusia-Ukraina. Dan mungkin agak lama,” ujarnya.

Selain itu, Indonesia juga patut bisa memanfaatkan kondisi geopolitik untuk menggaet investor asing. Eko menyebut beberapa negara yang relatif dominan berinvestasi di China tengah mencari tujuan investasi baru untuk memitigasi kecenderungan investasi pada China.

Baca Juga:  Jusuf Kalla Lantik Pengurus PMI Provinsi Lampung 2025–2030, Purnama Wulan Sari Resmi Jadi Ketua

“Beberapa negara investor merasa khawatir dengan besarnya ketergantungan terhadap China dalam konteks investasi. Ada beberapa langkah politik China, baru-baru ini, yang agak relatif berseberangan dengan apa yang dimaui global,” terang Eko.

Ia menyontohkan Korea Selatan sebagai negara investor yang khawatir dengan keberlanjutan investasi di China. “Ini menjadi masalah bagi investor Korsel ketika harus mengekspor ke Amerika. Karena mereka buat pabriknya di China. Ada kekhawatiran jangka menengah panjang investor Korea Selatan kalau terus mengalirkan uangnya ke China,” tambahnya.

Meski demikian, Eko mengingatkan pada akhirnya investor yang telah masuk di Indonesia juga akan melihat kenyataan lapangan. Oleh sebab itu, Eko menyarankan agar ada upaya untuk membuat investor betah di Indonesia.

“Tentu saja dipoles dengan data-data makro yang relatif kita tahan krisis itu bagus, tapi pada akhirnya kondisi nyata di lapangan yang menentukan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan situasi ekonomi tahun depan akan semakin sulit akibat ancaman resesi global. Ekonomi global dibayangi berbagai persoalan, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi yang anjlok, krisis fiskal, energi dan pangan.

Baca Juga:  Pokmas PTSL Desa Cempaka Barat Uraikan Penggunaan Dana

Oleh karena itu, Jokowi meminta agar jangan sampai ada yang mempersulit usaha pemerintah dalam menarik investor dan mengejar target realisasi investasi.

“Saya enggak mau dengar lagi ada yang mempersulit, baik di pusat ataupun di daerah. Baik di pusat, provinsi, kabupaten, dan kota,” tuturnya.

Sementara itu, Ekonom Universitas Gajah Mada, Fahmy Radhi optimis bahwa pemerintah Indonesia mampu meraih komitmen investasi baik bilateral maupun multilateral. Fahmy mengatakan landasan perekonomian Indonesia sangat baik.

“Peringatan tadi (presiden) lebih pada kita waspada dan menjaga momentum perekonomian pasca pandemi yang cukup bagus, barangkali seperti itu. Saya optimis Indonesia tidak akan terpuruk di 2023, basisnya historical data, terakhir pertumbuhan ekonomi triwulan III 5,7% ,itu pertumbuhan yang cukup kuat artinya landasan cukup kuat untuk 2023 tadi,” jelas Fahmy.

Indonesia cukup kokoh di tengah perlambatan ekonomi dunia. Salah satunya disokong oleh windfall produk energi seperti batubara, minyak dan nikel. “Windfall jadi penopang devisa, pertumbuhan ekonomi, dan penguatan rupiah.” tandas Fahmy. ##

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Diduga Korupsi Dana Desa, Kejari Lampung Utara Tetapkan Mantan Kades Sekipi Tersangka
Puan : Ribuan Penerima Bansos Terindikasi Judol, Masyarakat Rentan Jangan Jadi Korban
Kunjungan Jajaran PT. BSI Kantor Cabang Bandar Lampung, Dorong Penguatan Ekonomi Daerah Melalui Kolaborasi dengan Ekonomi Syariah
Tindakan tegas kepolisian saat konvoi tren “aura farming” di jalan tol
Pemprov Lampung Matangkan Kesiapan Demi Suksesnya Peluncuran Koperasi Merah Putih Serentak
Tinjau MPLS, Gubernur Lampung Dorong Peningkatan Pendidikan Berkualitas dan Merata
Komisi X DPR RI Serap Aspirasi PGRI dan IPN: Dari Honorer hingga Kurikulum Berkarakter
PT RAPP Masuk Dalam Radar Penerima Anugerah JMSI Riau Award 2025
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 19:48 WIB

Diduga Korupsi Dana Desa, Kejari Lampung Utara Tetapkan Mantan Kades Sekipi Tersangka

Selasa, 15 Juli 2025 - 15:36 WIB

Puan : Ribuan Penerima Bansos Terindikasi Judol, Masyarakat Rentan Jangan Jadi Korban

Selasa, 15 Juli 2025 - 15:32 WIB

Kunjungan Jajaran PT. BSI Kantor Cabang Bandar Lampung, Dorong Penguatan Ekonomi Daerah Melalui Kolaborasi dengan Ekonomi Syariah

Selasa, 15 Juli 2025 - 15:29 WIB

Tindakan tegas kepolisian saat konvoi tren “aura farming” di jalan tol

Selasa, 15 Juli 2025 - 15:26 WIB

Pemprov Lampung Matangkan Kesiapan Demi Suksesnya Peluncuran Koperasi Merah Putih Serentak

Berita Terbaru

#indonesiaswasembada

Tindakan tegas kepolisian saat konvoi tren “aura farming” di jalan tol

Selasa, 15 Jul 2025 - 15:29 WIB