Laporan: Anis
WASHINGTON DC – Dalam rangka mengakselerasi pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT), salah satu strategi yang sedang dipersiapkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) adalah melakukan substitusi atau konversi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sudah berusia tua.
Selain berdampak pada lingkungan, PLTU yang sudah tua juga sudah tidak maksimal dalam operasional sehingga cost production energi menjadi lebih mahal.
Dalam pertemuan dengan delegasi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di Washington DC, Utusan Khusus Presiden AS Bidang Iklim, John Kerry, mengingatkan Indonesia agar lebih hati-hati dan pasti dalam program konversi PLTU tersebut.
Dalam kaitannya dengan kehati-hatian dan kepastian itu, John Kerry yang juga pernah menjadi Menteri Luar Negeri AS meminta KADIN berperan lebih besar dalam mendorong Pemerintah Indonesia mempercepat transisi energi.
“Ini kesempatan emas buat Indonesia yang tengah menjadi Presidensi G20/B20 untuk mencari dukungan dunia atau dilupakan sama sekali,” ujar John Kerry seperti dikutip Ketua Komite Tetap EBT KADIN Indonesia, Muhammad Yusrizki, yang ikut dalam pertemuan yang diselenggarakan di Harry S. Truman Building, Washington DC, hari Jumat (22/4) sekitar pukul 10.30 waktu setempat.
1 2 Selanjutnya
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.