Melalui upaya ini diharapkan terbangun semangat optimisme ditengah-tengah masyarakat, bahwa persediaan kebutuhan pokok aman. Sehingga masyarakat tidak perlu melakukan aksi borong hingga dapat bersikap rasional dan bijak dalam mengkonsumsi.
Sementara Ketua ISEI Lampung, Agus Nompitu dalam.kesempatan itu mengatakan, Kondisi Makro Ekonomi Provinsi Lampung triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,22 persen, dan terhadap triwulan I-2022 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 9,12 persen.
Perekonomian masih didominasi oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 29,66 persen; diikuti Industri Pengolahan sebesar 18,67 persen; Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 12,69 persen; serta Konstruksi sebesar 9,41 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Provinsi Lampung mencapai 70,42 persen.
Agus Nompitu yang juga Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lampung menambahkan, Juli 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) Lampung mengalami kenaikan indeks dari 112,64 pada Juni 2022 menjadi 113,46 pada Juli 2022.
Dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,73 persen. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2022 sebesar 4,39 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 5,61 persen.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Juli 2022, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,75 persen, sedangkan Kota Metro inflasi sebesar 0,58 persen.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Satgas Pangan perlu melakukan penguatan peningkatan sinergi serta komitmen bersama untuk memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, Untuk memitigasi tekanan risiko naiknya tingkat inflasi di waktu mendatang.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2021 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. IPM Lampung pada tahun 2021 mencapai 69,90 meningkat 0,21 poin dibandingkan capaian tahun 2020 yaitu 69,69. Terdapat 4 kabupaten/kota kategori IPM bernilai Tinggi (Bandar Lampung, Metro, Lampung Tengah dan Pringsewu) dan 11 Kabupaten/kota bernilai sedang. IPM tertinggi diraih oleh Kota Bandar Lampung dan terendah diraih Kabupaten Mesuji.
Kami mengapresiasi atas pencapaian kinerja ekonomi Provinsi Lampung dalam menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,95 %, yang semula pada Maret 2021 persentasenya sebesar 12,62 % menjadi 11,67 % pada September 2021, dan pada maret 2022 juga telah mengalami penurunan menjadi 11,57 %. Sejalan dengan hal itu, tingkat pengangguran terbuka juga semakin berkurang. Capaian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari tahun 2022 Lampung mencapai 4,31 persen dibandingkan capaian rata-rata Nasional yang mencapai 5,83%, Provinsi Lampung terendah ketiga se-Sumatera.
Tentu kita berharap angka kemiskinan akan terus dapat diturunkan pada waktu-waktu mendatang, tentu dalam pencapaiannya sangat diperlukan kolaborasi & sinergitas semua stakeholder (Perbankan, Dunia Usaha Dunia Industri, Pers dan Kelompok-kelompok Strategis Masyarakat), serta didukung oleh kebijakan fiscal & moneter yang dapat mendorong aktivitas ekonomi yang menyentuh pada masyarakat miskin. ##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.