Catatan Ketua MPR RI: Merawat Daya Beli dan Konsumsi Rumah Tangga

Selasa, 19 Maret 2024 | 15:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan : Heri Suroyo
KONSUMSI masyarakat atau rumah tangga sebagai faktor yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi jangan diperlemah. Sebaliknya, negara patut menjabarkan dan menerapkan kebijakan yang berfokus pada merawat dan memperkuat daya beli masyarakat. Karena itu, kecenderungan naiknya harga bahan pangan akhir-akhir ini harus direspons dengan kebijakan yang tepat guna menghindari peningkatan laju inflasi.

Inflasi yang jauh dari takaran moderat selalu menghadirkan kesulitan bagi kehidupan semua orang. Sebab, saat inflasi tampak begitu ekstrim, semua orang, tanpa kecuali, dipaksa harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mendapatkan atau membeli barang dan jasa, sementara pada saat yang sama nilai pendapatan atau penghasilan per orang maupun keluarga tetap alias tidak mengalami kenaikan.

Ketika regulator terlihat tidak sungguh-sungguh mengendalikan laju inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga barang dan jasa, setiap orang atau keluarga akan sampai pada keputusan untuk menahan diri dengan mengurangi pengeluaran atau belanja konsumtif. Artinya, konsumsi masyarakat menurun karena melemahnya daya beli akibat naiknya harga barang dan jasa. Ketika setiap orang atau keluarga terdesak untuk memenuhi kebutuhan yang tak terhindarkan, dia akan menguras tabungan atau mencari pinjaman dengan bunga tinggi.

Baca Juga:  Pemprov Lampung Ikuti Arahan Kemendagri Terkait Inflasi dan Realisasi Program Prioritas

Hari-hari ini, ketika harga beras dan beberapa bahan pangan lainnya mengalami kenaikan, semua keluarga tentu harus mengeluarkan lebih banyak uang atau biaya (cost push) untuk bisa menyediakan kebutuhan makan di rumah. Selain mendengarkan keluh kesah ibu rumah tangga, Kekhawatiran yang segera mengemuka adalah perhitungan atau perkiraan dampak kenaikan harga bahan pangan itu terhadap laju inflasi. Menteri Keuangan dan juga Bank Indonesia terus mewaspadai kecenderungan itu.

Perkembangannya cenderung mencemaskan jika mengacu pada pernyataan resmi Badan Urusan Logistik (Bulog). Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, pada Senin (18/3), mengungkap bahwa harga beras kemungkinan bertahan dan tidak serendah seperti yang diperkirakan semula. Artinya, harga beras sulit turun. Dia juga menjelaskan bahwa biaya produksi petani sekarang sudah naik. Ada sejumlah faktor yang membentuk harga gabah; antara lain biaya tenaga kerja yang porsinya paling besar, kemudian biaya sewa lahan, pupuk dan benih.

Baca Juga:  Rapat Sinkronisasi Program Perumahan 2025, Lampung Komit Wujudkan Hunian Layak dan Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat

Persoalan riel yang mengemuka adalah seberapa besar dampak tingginya harga beras saat ini terhadap laju inflasi sekarang dan bulan-bulan mendatang. Mahalnya harga beras dan bahan pangan lain saat ini sudah pasti berkontribusi pada laju inflasi. Faktor ini tidak boleh disederhanakan karena pada akhirnya akan berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat. Sebab inflasi yang tinggi akan mereduksi kekuatan perekonomian nasional untuk terus bertumbuh. Dan, faktor inflasi tinggi juga memperlemah atau menggerus daya beli masyarakat, karena tingginya harga bahan pangan tidak diikuti oleh kenaikan penghasilan konsumen atau keluarga.

Kekuatan konsumsi rumah tangga dalam menyumbang dan merawat pertumbuhan ekonomi nasional sudah terbukti. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian nasional pada kuartal IV tahun 2023 bisa tumbuh 5,04 persen berkat kekuatan belanja rumah tangga, meliputi konsumsi, transportasi dan komunikasi, serta restoran dan hotel. Kontribusi belanja rumah tangga terhadap pertumbuhan pada kuartal IV-2023 itu mencapai 2,36 persen.(*)

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Rabat Beton Asal-Asalan di Lampung Utara, MTM; Pilihannya Cuma, Bongkar dan Bangun Lagi atau Proses Hukum!
Sepekan Munas, Ini Pengurus Pusat JMSI 2025-2030
Skripsi Terbaik Wisuda Periode II Bahas Isu Ketimpangan Sosial
Haru! Rektor Beri Pesan Wisudawan Periode II 2025: “Ilmu Ini untuk Siapa?”
Dandim 0426 Hadiri Acara Penerimaan Warga Baru dan Sertijab di Jajaran Korem 043
Pimpinan Muhammadiyah: Tahun Baru Islam Momentum Perbaikan Spritualitas Ummat
Kadis Lingkungan Hidup Pemprov Lampung Purna Tugas
Danbrigif 4 Mar/BS Hadiri Peringatan HUT Bhayangkara ke-79 di Polda Lampung

Berita Terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 07:17 WIB

Rabat Beton Asal-Asalan di Lampung Utara, MTM; Pilihannya Cuma, Bongkar dan Bangun Lagi atau Proses Hukum!

Selasa, 1 Juli 2025 - 22:12 WIB

Sepekan Munas, Ini Pengurus Pusat JMSI 2025-2030

Selasa, 1 Juli 2025 - 19:13 WIB

Skripsi Terbaik Wisuda Periode II Bahas Isu Ketimpangan Sosial

Selasa, 1 Juli 2025 - 19:10 WIB

Haru! Rektor Beri Pesan Wisudawan Periode II 2025: “Ilmu Ini untuk Siapa?”

Selasa, 1 Juli 2025 - 18:10 WIB

Dandim 0426 Hadiri Acara Penerimaan Warga Baru dan Sertijab di Jajaran Korem 043

Berita Terbaru

#CovidSelesai

Sepekan Munas, Ini Pengurus Pusat JMSI 2025-2030

Selasa, 1 Jul 2025 - 22:12 WIB

#CovidSelesai

Skripsi Terbaik Wisuda Periode II Bahas Isu Ketimpangan Sosial

Selasa, 1 Jul 2025 - 19:13 WIB