Bamsoet Optimis RI Masuk 5 Kekuatan Ekonomi Dunia

Rabu, 11 Mei 2022 | 07:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bamsoet menerangkan, salah satu faktor kekuatan ekonomi Indonesia disebabkan karena konsumsi rumah tangga yang sudah membaik sebagai buah keberhasilan dari upaya memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat. Tidak hanya itu, terputusnya mata rantai penyebaran virus Covid-19 juga telah mengembalikan kepercayaan investor terhadap Indonesia. Terlihat dari pulihnya kredit perbankan dan kinerja PMA/PMDB yang stabil selama masa pandemi.

“Indikator lainnya bisa dilihat dari penilaian lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) yang melaporkan terjadinya peningkatan outlook Indonesia dari negatif menjadi stabil dan mempertahankan peringkat Indonesia pada level BBB (Investment Grade) pada 27 April 2022. Outlook yang stabil merupakan pengakuan atas peningkatan sektor eksternal Indonesia, pemulihan ekonomi Indonesia yang akan berlanjut selama dua tahun kedepan, dan kemajuan bertahap menuju konsolidasi fiskal Pemerintah. Sementara peringkat BBB didasarkan pada prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dan dinamika kebijakan yang berorientasi masa depan,” terang Bamsoet.

Baca Juga:  Puan Terima Penghargaan Bintang Republik Indonesia Utama dari Istana

Ia menambahkan, selain dari basis fundamental ekonomi, terdapat juga berbagai potensi lainnya yang dapat mengantarkan Indonesia menuju peringkat 5 besar kekuatan ekonomi dunia. Misalnya, besarnya jumlah penduduk yang mencapai 270 juta jiwa, dimana 20 persen diantaranya atau sekitar 50-60 juta jiwa tergolong sebagai kelas menengah.

“Indonesia juga sedang mengalami masa keemasan bonus demografi karena usia produktif (15-64 tahun) mendominasi jumlah penduduk di dalam negeri. Dari 270 juta penduduk Indonesia, didominasi oleh generasi Z (1997-2012) sebesar 27,94 persen atau 74,93 juta jiwa, milenial (1981-1996) sebesar 25,87 persen atau 69,38 juta jiwa, dan generasi X (1965-1980) sebesar 21,87 persen atau 58,65 juta jiwa,” pungkas Bamsoet.##

Berita Terkait

Demo ‘Aksi Lampung Melawan’ Berakhir Dengan Damai
Tol Bakter Dukung Aksi Damai dengan Kirimkan Ambulance dan Logistik
DPRD-Kantor Gubernur Lampung Dipenuhi Demonstran, Aparat Amankan 3 Orang Diduga Membawa Molotov
Ketika Pemerintah Abai pada Jurnalistik, Komunikasi dengan Rakyat Terputus
Ojol Lampung Sepakat Tidak Ikut Aksi Demonstrasi 1 September 2025
Golkar Nonaktifkan Adies Kadir dari DPR RI
Ketum JMSI Teguh Santosa Kunjungi Bali, Tekankan Profesionalisme Media Siber
Eko dan Uya Kuya, Anggota DPR RI, Sahroni dan Naffa Urbah Di Non Aktifkan

Berita Terkait

Senin, 1 September 2025 - 14:15 WIB

Demo ‘Aksi Lampung Melawan’ Berakhir Dengan Damai

Senin, 1 September 2025 - 12:31 WIB

Tol Bakter Dukung Aksi Damai dengan Kirimkan Ambulance dan Logistik

Senin, 1 September 2025 - 11:10 WIB

DPRD-Kantor Gubernur Lampung Dipenuhi Demonstran, Aparat Amankan 3 Orang Diduga Membawa Molotov

Senin, 1 September 2025 - 10:52 WIB

Ketika Pemerintah Abai pada Jurnalistik, Komunikasi dengan Rakyat Terputus

Minggu, 31 Agustus 2025 - 21:05 WIB

Ojol Lampung Sepakat Tidak Ikut Aksi Demonstrasi 1 September 2025

Berita Terbaru

#CovidSelesai

Demo ‘Aksi Lampung Melawan’ Berakhir Dengan Damai

Senin, 1 Sep 2025 - 14:15 WIB

#indonesiaswasembada

Tol Bakter Dukung Aksi Damai dengan Kirimkan Ambulance dan Logistik

Senin, 1 Sep 2025 - 12:31 WIB

#indonesiaswasembada

Ketika Pemerintah Abai pada Jurnalistik, Komunikasi dengan Rakyat Terputus

Senin, 1 Sep 2025 - 10:52 WIB

#indonesiaswasembada

Ojol Lampung Sepakat Tidak Ikut Aksi Demonstrasi 1 September 2025

Minggu, 31 Agu 2025 - 21:05 WIB