Dari kasus yang sudah terjadi, pihak Es Teh Indonesia dapat membaca secara langsung melalui reply-an cuitan Gandhi mengenai kandungan gula di salah satu produknya, ada yang setuju, tidak setuju, dan tidak sedikit pula yang ikut serta memberikan masukan positif untuk kelangsungan Es Teh Indonesia.
Konsumen yang menggunakan hak untuk menyampaikan kritikan mengenai suatu produk atau jasa perlu diapresiasi oleh perusahaan karena dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi, apabila diberikan somasi, tidak menutup kemungkinan konsumen lain menjadi ragu dan takut untuk menyampaikan kritikan dan masukannya kepada perusahaan.
Dampak lain yang timbul akibat pemberian somasi adalah Es Teh Indonesia akan dikenal identik dengan somasi oleh masyarakat, kemudian muncul kalimat candaan sindiran seperti “hati-hati disomasi” pada saat seseorang ingin menyampaikan kritikannya.
Hingga hal yang paling merugikan seperti rusaknya citra brand dan masyarakat yang berbondong-bondong untuk tidak akan atau tidak lagi membeli produk Es Teh Indonesia.
Apabila tidak segera ditangani, Es Teh Indonesia akan terus-menerus kehilangan konsumen, maka dari itu diperlukannya strategi untuk menjaga hubungan yang baik agar kepercayaan konsumen tetap terjaga dan tetap berkomitmen untuk membeli produk Es Teh Indonesia.
Usai Gandhi meminta maaf dan mengklarifikasi melalui akun Twitternya, pada Kamis, 29 September 2022, manajemen Es Teh Indonesia menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas kegaduhan yang timbul akibat pengeluaran somasi dalam menanggapi kritikan konsumen mereka.
Julyani Dewi selaku Head of Marketing Es Teh Indonesia menjelaskan bahwa kedua pihak telah berdamai dan berkomitmen menerima saran serta kritik dari masyarakat agar mampu menjadi lebih baik.##
*Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.