Laporan: Heri Suroyo
JAKARTA – Pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi lonjakan pemudik pada Hari Raya Idul Fitri 2024/1445 Hijriah.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan melakukan pengaturan waktu mudik, diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas di daerah yang berisiko terjadi kepadatan luar biasa.
“Kebijakan efektif penting mengingat peningkatan pergerakan akan berpotensi mengakibatkan kepadatan di simpul dan di ruas jalan melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas,” ujar Budi Karya dalam siaran persnya, Selasa (12/3).
Ia menjelaskan meningkatnya pergerakan arus mudik tahun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tidak adanya Covid-19, ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca.Kemenhub memperkiraan puncak mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, 8 April 2024, saat dimulainya cuti bersama.
Diperkirakan potensi pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen).
“Sedangkan perkiraan puncak hari balik adalah H+3 yakni Minggu 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen),” ujar Budi.Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub bersama sejumlah lembaga, diperkirakan akan ada 71,7 persen penduduk Indonesia mudik Lebaran tahun ini atau sebanyak 193,6 juta orang.(*)
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.