Laporan : Heri Suroyo
JAKARTA – Komitmen Menteri BUMN Erick Thohir untuk pemerataan ekonomi di daerah-daerah bukan isapan jempol semata, hal itu dibuktikan lewat berbagai program-program yang menyasar langsung ke masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Dua program andalan Erick Thohir yang saat ini dirasakan oleh masyarakat kecil adalah pertashop dan PNM Mekaar kepada ibu-ibu rumah tangga.
Untuk program pertashop, hampir seluruh daerah telah merasakannya, termasuk di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
“Kita sekarang mendorong pertashop tidak lagi dimiliki Pertamina, kita sudah mendorong 10 ribu Pertashop, 4600 sudah terjadi, dan kita berikan kepada siapa, pengusaha daerah, pesantren dan HIPMI kita dorong,” kata Erick Thohir saat memberikan sambutan di acara silaturahmi Masyarakat Profesional (Maspro) Sumbagsel di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat pada, Sabtu (12/3).
Menurutnya penyebaran pertashop di wilayah Sumbagsel saat ini hampir menyentuh angka seribu, dan para penerima program pertashop ini adalah pengusaha kecil dari daerah dengan tujuan meningkatkan kelas dan ekonomi merata di seluruh daerah.
“Khususnya di Sumbagsel ini datanya ada, sudah 961 unit pertashop karena buat kita penting membangun pengusaha lokal, dan pengusaha lokal bisa naik kelas,” ujarnya.
Dijelaskan Erick Thohir, bantuan pertashop yang diberikan oleh Pemerintah lewat Kementerian BUMN kepada pengusaha lokal ini tanpa anggunan, dan bantuan tersebut diberikan langsung oleh Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara). Namun, pemberian bantuan tersebut tidak asalan, harus kepada mereka yang track recordnya baik.
“Ini investasi Rp 254 juta tanpa anggunan dari Himbara, asal track recordnya bagus. Jangan sampai tanpa anggunan tapi track recordnya jelek, ya gak bisa mohon maaf, tapi kalau bagus pasti tanpa anggunan,” jelasnya.
“Dan kalau ini ditanya sudah 961 terjadi ini yang kita dorong supaya ekonomi merata,” sambungnya.
Selain program pertashop, orang nomor satu di Kementerian BUMN ini juga memaparkan terkait perkembangan program PNM Mekaar di wilayah Sumbagsel yang terus meningkat.
Saat ini, secara nasional perkembangan PNM Mekaar sudah menyentuh angka 12,7 juta nasabah, dan untuk Sumbagsel sendiri sebanyak 1,44 juta nasabah dengan total bantuan dana Rp 5,74 triliun.
“Program PNM Mekaar untuk ibu-ibu di desa ini luar biasa, dulu empat tahun total nasabahnya 5,6 juta setelah kita dorong, kita perbaiki sistemnya sekarang dari 5,6 juta tumbuh ke 12,7 juta,” ungkapnya.
“Pinjaman ibu-ibu Rp 1-4 juta dengan tingkat kemacetannya 0,13 persen. Program ini bapak-bapak harus perhatikan, karena target kita dari 12,7 juta menuju 20 juta dan di Sumbagsel ini sudah ada Rp 5,74 triliun dengan 1,44 juta nasabah potensi yang luar biasa,” tambahnya.
Erick Thohir yang juga putera daerah Sumbagsel itu mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah dan BUMN harus terus dirajut, harus terus diperhatikan dan terlaksana agar pemerataan ekonomi di daerah-daerah berjalan baik.
Erick Thohir pun memastikan, bahwa program-program yang dijalankan saat ini diputuskan berdasarkan korporasi, bukan politik.
“Dengan kerendahan hati saya minta para sahabat yang ada di pemerintah daerah, kami ini melakukan kebijakan berdasarkan korporasi, tidak politik. Karena apa, kami punya KPI tersendiri dan tidak mungkin saya mendorong rekan-rekan Himbara, tapi kreditnya macet, diperiksa baik-baik ya,” bebernya.
“Saya tidak mungkin mendorong teman-teman dari pada BUMN melakukan investasi tapi mangkrak, nah karena itu kejujuran antara kita harus benar-benar dirajut, supaya apa yang kita samakan, sepakati benar-benar terjadi. Sehingga apa, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, menekan tingkat pengangguran di daerah, menciptakan pengusaha baru di daerah, menciptakan kesempatan juga yang kecil tumbuh sejahtera,” pungkasnya. ##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.