Sejarah panjang kepenyairan Naim Emel Prahana memang sudah terlihat ketika bang Naim panggilan akrabnya itu menekuni penddikan tingkat SMP di kota Padang Panjang, Sumatera Barat dari 1971—1973. Kemudian, dilanjutkan secara insten ketika bang Naim mengikuti pendidikan perguruan tinggi di Yogyakarta 1978/1979 sampai 1985.
Sepak terjang bang Naim terus mewarnai dunia sastra di Indonesia dan hampir menjelajahi seluruh wilayah di Republik ini. Kepada media ini bang Naim mengakui ia selama ini berkarya memang tulus dan ikhlas. Bukan mencari populeritas semata.
“Keterkenalan (populeritas) itu diberikan oleh masyarakat atas karya-karya yang dilahirkan,” ujar bang Naim di Jakarta kemarin malam.
Dikatakannya, pergulatan di dunia bahasa dan sastra tidaklah mudah, karena kritikan atas karya-karya yang dibuat sesuai yang sangat indah, apapun isi kritikan itu.
“Saya hanya berkarya, silakan masyarakat menilainya,” ucap bang Naim sederhana.
Selama kurun 40 tahun berkarya di dunia bahasa dan sastra ada sekitar 20-an buku karya bang Naim, termasuk karya bersama seperti antologi puisi yang diterbitkan dalam bahasa Jerman tahun 1988.
1 2 3 4 Selanjutnya
Penulis : Rudi/Lia D
Editor : Rudi/Lia D
Sumber Berita : Jakarta
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya