BANDAR LAMPUNG – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Raden Intan Lampung Kelompok 5 yang ditempatkan di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, melaksanakan program kerja kreatif dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.
Program ini tidak hanya bertujuan mengasah kreativitas, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat setempat.
Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Sukaraja, Ibu Ati, menyambut positif kegiatan ini.
“Program ini sangat bagus sekali, terutama untuk memberikan informasi kepada ibu-ibu Sukaraja. Selama ini minyak bekas masak biasanya dibuang, padahal bisa dimanfaatkan menjadi lilin aromaterapi. Saya berterima kasih atas edukasi yang diberikan kepada masyarakat agar ibu-ibu bisa memanfaatkan minyak jelantah di rumah,”ujarnya.
Ibu Ati mengaku, sebelum kegiatan ini, dirinya dan warga belum pernah mendapat informasi tentang cara membuat lilin aromaterapi. “Kebanyakan di sini belum pernah tahu, jadi ini sangat bermanfaat,”tambahnya.
Wakil Ketua Kelompok 5, Ani Fatimah, menjelaskan alasan memilih pembuatan lilin aromaterapi sebagai program kerja.
“Kami ingin memanfaatkan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Pertama, untuk mengatasi masalah lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah sembarangan, apalagi ke selokan yang dapat merusak ekosistem dan memicu banjir,”ungkapnya.
Ani memaparkan, program ini melalui beberapa tahap, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.
“Tahap pertama adalah mengidentifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat. Lalu kami menentukan tujuan, yaitu mengurangi pencemaran lingkungan dan limbah minyak jelantah. Setelah itu, kami menyusun rencana kerja, memilih waktu dan tempat yang tepat, serta menyiapkan bahan dan alat untuk praktik,”jelasnya.
Bahan-bahan yang digunakan meliputi minyak jelantah, stearic acid (bahan kimia untuk membekukan lilin), pewarna seperti mica powder atau krayon yang dihancurkan, minyak esensial (pewangi pakaian atau minyak kayu putih), arang untuk menjernihkan minyak dan menghilangkan bau, serta sumbu lilin.
Alat yang digunakan antara lain panci untuk memanaskan, kain saring untuk membersihkan minyak, stik kayu untuk menopang sumbu, dan wadah bekas seperti botol kaca sebagai tempat lilin.
Ani menambahkan, program ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat tentang cara memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat.
“Semoga setelah kegiatan ini, ibu-ibu di Sukaraja bisa mempraktikkan pembuatan lilin aromaterapi sendiri di rumah, sehingga limbah minyak jelantah tidak lagi terbuang sia-sia,”tutupnya.
Penulis : Desty
Editor : Hadi
Sumber Berita : UIN RIL
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.