Laporan : Heri Suroyo
JAKARTA – Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memberikan peringatan berupa pelabelan yang berpotensi mengandung Etilen Glikol terhadap kemasan-kemasan pangan berbahan etilon glikol itu berdasarkan hasil kutipan dari penelitian WHO.
Namun, dirinya tidak memfokuskan kepada kemasan-kemasan mana yang dimaksud, pasalnya itu ranah dari BPOM dalam menentukan. Dirinya hanya menghimbau BPOM berdasarkan informasi yang dikutif dari WHO sebagai badan kesehatan dunia bahwa bahan kimia Etilen Glikol itu ada pada obat batuk yang beredar di Afrika dan diduga diakibatkan anak mengalami gagal ginjal.
“Nah itu hasil penelitian dan pengumuman WHO, jika ada racun bahan bahan kimia serupa yang ada di sirup di Indonesia dan kemasan-kemasan misalnya, perlu dilakukan penelitian oleh otoritas BPOM, “jelas Arist Merdeka Sirait.
Dirinya berpendapat, BPOM yang memiliki regulasi melakukan penelitian, harus segera meneliti lebih lanjut apakah di Indonesia ada bahan kimia Etilen Glikol yang tersebar di sirup obat batuk anak atau di kemasan-kemasan. Kalau ditemukan, tentunya Komnas PA untuk segera menghentikan peredaraanya.
“Kalau soal kemasan plastik sekali pakai, saya tegaskan itu bukan pernyataan saya. Saya hanya bilang menghimbau BPOM meneliti Etilen Glikol di obat sirup dan kemasan-kemasan, soal kemasannya apa bukan ranah saya, itu BPOM yang mengetahui, dan tidak masuk kesitu (perang Industri red), tetapi saya mengatakan hasil penelitian WHO menemukan Etilen Glikol di obat batuk dan kemasan, hingga menyebabkan meninggal dunia”terangnya.
1 2 Selanjutnya
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2 Selanjutnya